Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesturi Mati dan Lawatan Filsuf Agamawan ke Israel

17 Juli 2024   07:46 Diperbarui: 17 Juli 2024   07:57 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima tokoh muda Nahdliyin berfoto dengan Presiden Israel (Sumber: Antara News)

/2/

Ada satu pepatah yang patut diagihkan dalam situasi seperti ini. Mati kesturi karena harumnya. Begitu bunyi pepatahnya. Apa artinya? Orang yang mati atau binasa karena keunggulan yang dimilikinya.

Kata kesturi yang dimaksud dalam peribahasa ini adalah 'musang kesturi'. Dalam bahasa Latin dikenal dengan Viverra zibetha. Musang kesturi adalah binatang yang dapat mengeluarkan bau harum. Musang kesturi kerap pula disebut jebat.

Tidak semua musang berbau harum, meskipun rata-rata musang memiliki aroma yang mirip bau tanah yang segar. Namun, banyak orang yang tidak cocok dengan aroma bau tanah dari tubuh musang. Padahal, selain rusa, aroma musang sudah berabad-abad silam dijadikan bahan parfum.

Aroma musang yang paling kentara harumnya adalah musang kesturi.

Tiap binatang punya musuh. Musang kesturi pun begitu. Ke mana saja musang kesturi pergi, bahaya selalu ada mengintai. Nahasnya, bau harum yang terpancar dari anal musang kesturi menjadi petunjuk jejak bagi para predator. Ke mana pun musang kesturi pergi, bangsa pemangsa selalu bisa mengikuti. Akibatnya, musang kesturi mati karena dimangsa predator.

Itu semua gara-gara bau tubuhnya yang harum. Bau harum pada musang kesturi itu diumpamakan kecantikan, ketampanan, kepandaian, atau keunggulan lain yang dimiliki seseorang.

Tidak dapat dimungkiri, keunggulan bisa membuat seseorang senang atau bangga hati. Namun, ingat, keunggulan dapat pula menjadi sumber petaka. Apatah lagi jika keunggulan membuat si orang unggul itu berwatak sengak, songong, dan koplak.

Kecerdasan, salah satu keunggulan manusia, akan menyenangkan dan menenangkan jika kita gunakan untuk menebar kebaikan. Ada yang butuh bantuan pikiran, kita bantu. Ada yang butuh uluran pandangan, kita ulurkan pandangan.

Lain perkara jika kecerdasan itu kita gunakan untuk nampang dan gengsi-gengsian. 

Merasa orang cerdas, jadilah berhati somplak. Nyawa orang lain dianggap bak mainan belaka. Orang lain disangka boneka saja. Ada bangsa yang sengak dan menghancurkan bangsa lain,malah didukung dan dipuja. Hilang hati, hilang nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun