Setelah rampung, saya coba sodorkan kepada tiga penerbit. Rata-rata menampik bukan karena novel tidak layak terbit, melainkan karena bingung akan seperti apa kerja sama penerbitan dengan 33 penulis.
Walakin, saya kembalikan kepada inisiator. Biarlah Mbak Widz Stoops yang memikirkan kelahiran KAPV. Lalu, tibalah kabar menggembirakan. KAPV lahir dengan selamat. Buah pena teman-teman akhirnya menjadi nyata. Terbit. Selamat buat semua penulis.
Saya senang. Saya bahagia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!