Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Diberi Hati Mau Jantung, Diberi Prestasi Towel Mutung

25 April 2024   06:26 Diperbarui: 25 April 2024   06:35 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Towel, pemerhati STY (Foto: Dok. skor.id)

Towel, dengan wajah menyebalkan, menantang STY (sebutan mesra Shin Tae-yong) untuk mencoba strategi tanpa Nathan di babak perempat final. Sah-sah saja berpendapat, tetapi sebaiknya jangan segoblok itu. Piala Asia, kendati U-23, bukan ajang coba-coba, bukan tempat yang tepat untuk menguji kapasitas pelatih.

Pengamat sepakbola yang saban muncul di tivi langsung merangsang saya untuk pindah kanal itu seperti sedang tantrum tiada ujung. Itu sama saja dengan timnas kita lolos perempat final kemudian kita meminta pelatih supaya mencoba pemain cadangan. Dalihnya, biar tahu kapasitas pelatih. Padahal, kita punya peluang untuk lolos ke babak semifinal.

  • Pengamat kok bisa-bisanya nirotak begitu. Kita punya sumber daya berupa pemain yang bagus. Klubnya memberi izin setelah pengurus PSSI melobi. Lalu, kita akan memarkir Nathan di perempat final demi mengetes kemampuan STY dalam meracik strategi? Otak jangan terlalu lama dijemur, takut mutung.
  • Pendapat yang benar-benar gak ngotak, Wel! Kita punya pemain bagus, tetapi kita biarkan pemain itu menghangatkan bangku cadangan demi memuaskan hati Yang Mulia Bung Towel. Itu ngawur sengawur-ngawurnya. Apa kamu kira Piala Asia itu pertandingan persahabatan, Wel?
  • O, Wel, ini perempat final Piasa Asia U-23. Ajang yang bergengsi untuk timnas di bawah usia 23 tahun. Kamu pikir ini uji coba, Wel? Giliran Piala AFF kauminta STY agar serius. Pulang-pulang harus gondol piala. Kocak kamu, Wel!

Begitulah pendapat warganet yang berseliweran di media sosial. Rata-rata ngadat gara-gara Bung Towel. Wajar kalau banyak netizen yang marah kepada Bung Towel. Bukan apa-apa. Itu sama menjengkelkannya dengan orang sok bijak atau sok dewasa yang gemar banget mengatakan "relakan saja" ketika hal menyedihkan menimpa kita. Rasa ingin main tampol, tetapi kita percaya tidak baik melakukan kekerasan.

Loh, ini serius. Hati-hati kalau kamu sering marah-marah. Kondisi strok bisa saja terjadi. Kalau kemarahanmu meledak, bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak menjadi lebih tinggi.

Apalagi kalau kamu punya riwayat aneurisme otak atau 'kondisi pembuluh darah menggelembung di otak, seperti balon, akibat dinding pembuluh darah melemah pada suatu titik tertentu'. Tiap kamu marah, risiko aneurisme otak pecah menjadi enam kali lipat lebih tinggi.

Jangan sampai Towel yang bikin dongkol, kamu yang terkena strok. Amit-amit! [kp]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun