Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Diberi Hati Mau Jantung, Diberi Prestasi Towel Mutung

25 April 2024   06:26 Diperbarui: 25 April 2024   06:35 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tommy Welly, pengamat bola musuh sejuta netizen (Foto: Tribun Jabar-Mega Nugraha)

Hati dan jantung sangat penting bagi kehidupan manusia. Dua organ tubuh itu sama-sama penting dan sama-sama berharga bagi manusia. Termasuk bagi Yang Mulia Bung Towel.

Adapun kata hasta berarti 'satuan ukuran sepanjang lengan bawah atau dari siku sampai ke ujung jari tengah'. Kata ini kita serap dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata hasta (lengan; tangan).

Sementara itu, kata depa berarti 'ukuran sepanjang dua belah tangan mendepang dari ujung jari tengah tangan kiri sampai ke ujung jari tengah tangan kanan'. Jadi, lebih panjang ketimbang hasta. Kata sedepa berarti 'satu depa'. Ukuran sedepa sama panjang dengan empat hasta atau enam kaki.

Jika ada orang yang dibantu sesuatu, kemudian dia meminta yang lain, hal itu bisa jadi karena memang dia bertabiat diberi hati mau jantung. Kalau diberi sepatu, misalnya, dia minta sekalian diberikan juga kaus kaki. Itu "melunjak" namanya. Atau, diberi sehasta mau sedepa.

Peribahasa ini menyindir seseorang yang tidak pernah merasa puas atas pemberian orang. Selain tidak mengenal kata "terima kasih", diberi hati ternyata belum puas. Minta lagi, jantung pula. Diberi sehasta alih-alih merasa puas, ternyata minta lagi. Eh, minta sedepa pula.

Peribahasa itu cocok juga kepada orang yang selalu bikin hati dongkol. Kita sudah berkali-kali mengelus dada, meminta kepala agar tetap dingin, menyuruh hati agar memaklumi saja, tetapi orang yang bikin rusuh hati itu tetap saja menyebalkan.

Kalau punya saudara bertabiat seperti itu, hati bakalan sering gondok. Tidak perlu diet, lama-lama kita kurus sendiri karena keseringan makan hati, Bukan apa-apa. Sudah dikasih beras, minta panci penanak nasi dari listrik pula. Sudah diberi kemeja baru, minta pula setrika uap. Gondok, kan?

Makin sering dia meminta sesuatu dari kamu, makin sering kamu marah. Lama-lama kesehatan mentalmu bermasalah. Dia yang melunjak, kamu yang meningkat risiko terkena strok.

Jadi, berhati-hatilah jika melihat Bung Towel sedang menggumamkan analisisnya tentang sepakbola Indonesia. Jangan diambil hati, nanti kamu capek sendiri. Kata orang Jawa, Bung Towel itu tuman. Keras kepala. Alot udel. Sikut batu. Kuping wajan. Dia tetap ngeyel, kita yang makan hati.

Towel, pemerhati STY (Foto: Dok. skor.id)
Towel, pemerhati STY (Foto: Dok. skor.id)

Piala Asia Bukan Ajang Uji Coba Pelatih, Towel

BARU-BARU INI Bung Towel kembali berulah. Dalam sebuah acara bincang-bincang di televisi, Bung Towel menanggapi usaha mengembalikan Nathan Tjoe-A-On ke timnas Garuda di Qatar, setelah Nathan pulang ke klubnya karena masa izin yang apkir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun