Persis seperti ikan. Yang mahir berkelahi, seperti ikan cupang, ikutlah sasana beladiri. Kalau berhasil meraih juara dunia tinju, duitnya banyak. Kalau ikutan tarung bebas dan merajalela di situ, cuannya banyak.
Pendek kata, jangan karena takut tidak punya penghasilan tetap lalu enggan hidup. Ayolah, asal mau bekerja pasti ada rezeki. Di mana saja. Kapan saja. Ada air, ada ikan. Itu kuncinya.
Di Mana Ada Bola di Sana Ada Nathan
Tim nasional Indonesia di bawah umur 23 tahun (Under 23, U-23) baru saja bikin sejarah. Gilang gemilang. Debut di Piala Asia U-23 ditandai dengan capaian yang luar binasa. Maaf, mestinya luar biasa alias bukan kaleng-kaleng.
Betapa tidak, Rizky Ridho dkk kolos ke babak perempat final setelah menggasak Yordania dengan skor telak 4-1. Tim dari Timur Tengah itu kelimpungan, seperti kesebelasan yang tidak tahu di mana posisi gawang lawan.
Hanya saja, Indonesia memang negara yang, seperti janji bakti dalam Dasa Dharma Pramuka, rela menolong dan tabah. Satu gol bunuh diri Justin Hubner dipersembahkan buat timnas Yordania. Tidak apa-apa. Hitung-hitung infak gol.
Dalam laga ketiga di Grup A itu, timnas Indonesia beruntung mempunyai pemain keturunan bernama Nathan Tjoe-A-On (boleh dibaca: Natan Cu-A-On). Seperti pada ujung namanya, on, pemain ini amat aktif. Daya jelajahnya tinggi. Napasnya bak napas kuda, tenaganya bagai kerbau gila, dan kecerdasannya seperti bulus yang punya banyak akal (itu sebabnya ada frasa akal bulus). Â
Pemain binaan akademi Exelsior di Eredivisie Belanda itu benar-benar terjemahan apik dari pepatah ada air ada ikan. Hanya saja, ini berbeda. Peribahasa itu berubah menjadi ada bola ada Nathan. Pemain yang kakeknya berasal dari sebuah kampung di Semarang itu sangat visioner. Duetnya bersama Ivar Jenner membuat lini tengah Yordania laksana kutu yang mati (tolong dibaca: mati kutu).
O ya, jangan ganti peribahasa itu menjadi ada bola ada Hokky. Entah sejak kapan mulanya, Hokky Caraka seperti pesepakbola yang bermusuhan dengan bola. Ya, itu bukan dagelan. Adik ipar saya sampai geregetan setiap Hokky mendapat bola. Sudah dapatnya susah, kirim umpan bak orang yang di batok kepalanya ada otak udang. Asal mengumpan.
Berbeda dengan Witan Sulaiman. Setelah diomeli habis-habisan oleh Nathan, tiba-tiba Witan kerasukan Lionel Messi. Umpannya kepada Marselino berbuah gol ketiga mirip tipis-tipis dengan umpan Messi kepada Neymar. Jadi, bolehlah peribahasa contekan menjadi ada bola ada Witan. Rimanya pun dapat dengan ada air ada ikan.
Sayang sekali, Nathan kemungkinan besar tidak dapat bermain pada laga perempat final. Kemarin ia pulang kampung, kembali ke klubnya. SC Heerenveen, klub yang meminjam jasanya dari Swansea City (Inggris), hanya memberi izin satu pekan. Tidak lebih. Jadi, ia mesti pulang.