Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Sepuh Kampong Borongtammatea Melawan Belanda

11 Maret 2023   21:06 Diperbarui: 11 Maret 2023   21:08 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar koran tua De Nieuwe Vorstenlanden No. 259 Edisi 9 November 1916 hlm. 2 tentang perlawanan Bagala bersaudara (Gambar: Dokpri)

Tidak hanya itu, Lompo Daeng Raja memberikan informasi yang sepenuhnya salah kepada pemerintah Eropa tentang pesta rampok yang terjadi di Distrik Bontotangnga pada tahun 1914. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa perampokan itu didalangi oleh saudara iparnya, Baha.

Koran tua Belanda mencatat:

Gearresteerd werden Toen Lompo Daeng Radja een ongeveer 48 jarig man, regent van Binamoe, die beschouwd werd als een der rijkste vorstentelgen van Zuid-Celebes--hij had een reusachtige veestapel, groote paardenstoaterij en uitgestrekte landerijen--Ronggo Daeng Romo Kraeng van Bontotangnga, Toenroe Daeng Ngero Kraeng van Empoang, Bagala, Makka, Mallete, Ponte, Lasiu, en Barrang allen landbeuwers in Binamoe en familieleden van-eerstgenoendem regent van Binamoe. Deze stond reeds voor zijn benoeming tot opvolger van zijn vader, den in 1906 overleden regent van Binamoe engunstig bekend, en werd in 1912 wegen zijn voortdurend wangedrag dor den toenmalingen assistant-resident van Bonthain voor ontslag voorgedragen.(12)

Dari berita itu dapat kita ketahui bahwa akibat maraknya pemberontakan dan pencurian di kawasan Kerajaan Binamu, Lompo Daeng Raja ditangkap bersama Ronggo Daeng Romo Karaeng Bontotangnga dan Tunru Daeng Ngero Karaeng Empoang.

Pasukan elite Binamu juga turut ditangkap, di antaranya Bagala, Makka,(13) Mallete, Punte, Lasiu, dan Barrang. Lompo Daeng Raja dan bawahannya ditahan di Bantaeng selama 14 hari, sebagai hukuman, kembali menunjukkan semangat yang besar.

Tidak ada lagi bencana rampok hingga Juli 1915; lalu pada bulan itu, bagaimanapun, tidak kurang dari 24 kali perampokan yang dilaporkan, tetapi Regen Binamu memberikan informasi yang salah(14) dengan hanya memberi tahu satu perampokan kepada otoritas Eropa, sehingga penyelidikan terhambat, sementara orang tidak akan percaya lagi karena salah seorang pemasok geng perampok ditemukan di rumah Regen Binamu.

Alih-alih jera, Lompo Daeng Raja dan pengikutnya tetap gencar mencuri dan merampok harta benda keluarga pejabat Belanda. Belakangan, keturunan Lompo Daeng Raja melakukan sesuatu yang lebih berani ketika di kampung Jeneponto Toa,(15) kira-kira 500 m dari halaman istana Raja Binamu. Tindakan pencegahan dan pengamanan yang dilakukan oleh aparat administrasi tidak berpengaruh tanpa Regen Binamu sebagai kepala polisi pribumi.

Indikasi lain ketika Letnan Gubernur Jeneponto melakukan perjalanan melalui daerah yang sering disambangi oleh para perampok. Ketika Letnan Gubernur tiba di daerah itu, kepala perampok yang terkenal, I Tolok, telah tiba di sana bersama komplotannya sejak sore sehari sebelumnya. Seluruh pejabat administrasi Regen Binamu ikut dalam perjalanan Letnan Gubernur Jeneponto, kecuali Regen Binamu sehingga ia tidak menyaksikan kejadian itu.

Dalam dua bencana yang dilaporkan setelahnya, yang pelakunya sudah dilacak oleh polisi, Bupati Binamu tiba-tiba turun tangan dan menunjuk seseorang sebagai pemimpin, yang menyebut beberapa orang tak bersalah sebagai kaki tangannya. Namun interogasi menunjukkan bahwa dua hari setelah penggerebekan, ia sudah menceritakan semuanya kepada bupati yang baru melaporkan orang yang terlibat 18 hari kemudian, padahal letnan gubernur sudah mengejar pelaku.

Akhirnya Belanda mengetahui bahwa Lompo Daeng Raja dan laskarnya memiliki hubungan dekat dengan I Tolok. Belakangan, Belanda juga mengetahui pula bahwa justru Regen Binamu yang memerintahkan Ronggo Daeng Romo Karaeng Bontotangnga (saudara laki-lakinya) dan Tunru Daeng Ngero (saudara ipar serta sepupu pertamanya) agar terus membantu I Tolok.

Pada Juli 1915, di sebuah kampung di Pao, sebuah distrik yang diperintah oleh sepupu pertama Regen Binamu dan saudara laki-laki dari istri utama itu, berkemah dalam jarak sepelemparan batu dari kediaman distrik itu dan bahkan tidak berjarak dua kutub dari kediaman bupati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun