Hanya saja, autentikasi dua pintu berbasis pesan teks itu masih terbatas. Twitter memastikan, saat ini autentikasi dua pintu berbasis pesan teks dibatasi hanya untuk pelanggan Twitter Centang Biru.
Pada Rabu lalu, platform media sosial yang berbasis di San Francisco itu mengakui bahwa metode keamanan berbasis pesan teks secara historis populer di kalangan pengguna.
Namun, fitur keamanan tersebut ternyata "disalahgunakan" oleh oknum tertentu. Twitter tidak menguraikan secara terperinci tentang bagaimana fitus keamanan itu disalahgunakan.
Yang pasti, Twitter mendorong pengguna yang tidak akan berlangganan Twitter Centang Biru untuk mempertimbangkan penggunaan opsi keamanan akun alternatif, khususnya aplikasi autentikasi atau kunci keamanan.
Layanan premium Twitter Centang Biru menyediakan fitur-fitur istimewa, khususnya keamanan dan kenyamanan akun. Siapa saja bisa menjadi pelanggan, asalkan membayar verifikasi yang dulu disediakan untuk selebritas, jurnalis, politikus, dan pesohor lainnya.
Jika Pengguna Enggan Berlangganan
ADAKAH semua pengguna Twitter sudi merogoh kocek tiap bulan demi akun Centang Biru? Belum tentu. Rasa-rasanya tidak semua pesohor rela mengeruk saku Rp125.000 per bulan demi hasrat berkicau di Twitter.
Risikonya, tidak ada garansi kenyamanan dari Twitter selama tidak memakai layanan premium. Ajaibnya, segelintir pengguna santai-santai saja. Selama akun tetap aman, mereka baik-baik saja.
Apakah ada opsi autentikasi dua pintu tanpa harus berlangganan Twitter Centang Biru. Wah, kalau ada, tampaknya itu akan menjadi "jalan ninja" yang menyenangkan bagi pengguna Twitter yang ogah berlangganan.
Pengguna bisa saja menggunakan aplikasi autentikasi. Ini "jalan tikus" yang dapat menyuguhkan lapisan keamanan akun lebih dari sekadar kata sandi. Pengguna akan diminta memasukkan sekumpulan angka acak saat memakai akun.