Gavi mencetak gol pada menit ke-33. Kemudian, ia menyorong asis keren bagi Robert Lewandowski pada menit ke-45. Lalu, ia menyodorkan asis matang bagi Pedri pada menit ke-69. Pada tiga gol itu, Gavi menunjukkan taji.
Namun, bukan hanya Gavi yang bersinar. Balde malah kian sering menggusur legenda bek sayap kiri Barca, Jordi Alba. Dengan laju lari yang kencang, dengan kemahiran olah bola yang apik, Balde menjelma sebagai aset masa depan Barca.
Pembelian yang Jitu
KEUANGAN yang menipis, malahan nyaris bangkrut, ternyata tidak membuat Barca tumpul. Franck Kessie mulai pamer aksi. Begitu dapat menit bermain, mantan gelandang AC Milan itu sontak main gacor.
Andreas Christensen pun sama. Ia kini menjadi menara pertahanan. Jarang diganti. Jika tidak berpasangan dengan Jules Kounde, ia berduet dengan Ronald Araujo. Ia juga tidak canggung dipasangkan dengan Eric Garcia.
Kounde serupa. Begitu masuk skuad Barca, pemain asal Prancis itu langsung tancap gas. Jika dipasang selaku bek tengah, ia cerdik mencari posisi. Piawai pula membaca arah bola. Dan, ia pengumpan yang baik.
Jangan lupakan Lewa. Meski tidak muda lagi, Lewa tetap striker yang haus gol. Belakangan ini segitiga Lewa, Pedri, dan Gavi malah makin tokcer. Sudah banyak kesebelasan lawan yang menjadi korban.
Melihat Tuah Tiki-taka
JIKA terus tampil garang seperti sekarang, Barcelona kandidat terkuat juara LaLiga. Xavi telah bekerja dengan baik. Sebagai pemain, ia mengangkat Barca. Sebagai pelatih, ia mengembalikan kegemilangan Barca.
Baru satu piala. Namun, itu sudah cukup sebagai pertanda. Alamat kejayaan Barcelona terlihat kembali. Terpuruk tanpa gelar selama beberapa musim barangkali tidak akan terjadi lagi.
Setidaknya, Barcelona sudaah bukan "macan ompong" di hadapan Real Madrid. Ya. Kini Barca makin rajin "mempermalukan" Madrid. Semua bermula pada dalam duel el clasico musim lalu.