MEGAWATIÂ heran. Ada partai sibuk mengusung kader partai lain sebagai capres. Apa tidak punya kader sendiri? Begitu celoteh Ketua Umum PDI Perjuangan. Kala itu, Ibu Mega dan kolega merayakan hari kelahiran PDI Perjuangan.
Jelas, PSI mestinya merasa tersindir. Bukan apa-apa. Partai besutan Grace Natalie  itu terang-terangan mengusung Ganjar Pranowo. Padahal, Gubernur Jawa Tengah itu benar-benar kader partai berlogo banteng moncong putih.
Apakah PSI tersindir? Tidak juga. Partai yang menasbihkan diri selaku partai anak muda itu pernah mengusung ketua umumnya selaku capres. Apa lacur, Giring Ganesha tidak laku. Baliho pudar, elektabilitas hancur.
Akhirnya, PSI bikin jajak pendapat. Mereka pajang sembilan nama tokoh. Responden bebas memilih siapa sajaa dari sembilan nama itu. Jajak pendapat itu digelar di laman resmi PSI.
Ndilalah, nama Ganjar muncul pada posisi teratas. Itulah muasal kenapa Ganjar akhirnya dideklarasikan sebagai capres PSI. Nahasnya, suara PSI tidak seberapa untuk mengusung capres sendiri. Apeslah Ganjar.
GRACE blak-blakan menyangkal tudingan Megawati. Ia bilang, PSI tidak menyerobot kader lain untuk diusung selaku capres. Ia bilang, Ganjar muncul dari jajak pendapat PSI.
"Kami tidak mengambil kader dari partai lain. Sembilan nama yang kami taruh dalam polling semuanya bukan kader PSI. Nama Ganjar yang muncul dari hasil Rembuk Rakyat," tutur Grace seperti dilansir Tempo, Rabu (1/2).
Pasalnya, Megawati tidak terima. Politikus yang sudah bangkotan di dunia politik itu merasa partainya diserobot. Apalagi, wewenang penentuan capres untuk kader-kader PDIP dan usungan PDIP berada di tangannya.
"Saat ini Pak Ganjar belum pasti tiketnya dari mana," ujar Grace. "Kita masih menunggu keputusan Bu Mega, apakah PDIP mendukung atau tidak."
Namun, Grace menyatakan PSI enggan menyerah. Ia terus mencari jalan supaya Ganjar mendapat tiket capres. Mereka bergerilya ke partai politik parlemen agar mendapat dukungan, semisal kepada Koalisi Indonesia Bersatu.
Hanya saja, KIB (Golkar, PAN, PPP) tampak seperti hendak mengusung Airlangga Hartarto. Ridwan Kamil yang namanya sempat melesat, dirangkul agar 'jalan tetap mulus' bagi Airlangga.
"Kita komunikasi dengan partai-partai nonparlemen. Kalau ditotal, suaranya mencapai sembilan persen," katanya lagi. "Partai-partai parlemen pun kita komunikasi. Termasuk dengan KIB. PAN, misalnya."
Malahan, PSI lebih Ganjar daripada PDIP. Syahdan, PSI memajang spanduk, baliho, atau ornamen pariwara apa saja di tiap-tiap kantor mereka dari kantor pusat hingga kabupaten atau kota.
"Semoga saja Pak Ganjar bisa mendapatkan tiket. Kalaupun tidak, kami tetap mendukung Pak Ganjar," tutur Grace.
BISAKAH Ganjar mendapat tiket? Kalau melihat sepak terjang PSI, sepertinya belum cukup. Kendati PSI ngos-ngosan, raihan suara mereka tidak mencukupi untuk mengusung sendirian capres. Pemilu lalu, lolos ke Senayan saja tidak. [KP]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H