Rindu adalah kita: membuang peluang pertemuan, mengukir takdir kehilangan, dan pura-pura tabah menghadapinya. Hingga di dalam diri kita: getir berumah.
Di mana-mana sunyi menegaskan diri. Di beranda, kamar, dapur, halaman, kebun, tanah, rumputan, dan bunga-bunga. Di udara yang panas dan lengas. Hingga di dalam diriku: nanah, darah.Â
Selalu ada titik tempat aku berhenti karena mengingat dan merinduimu, suatu perbuatan yang sesungguhnya tak ingin aku lakukan, bahkan barang sedetik pun.Â
Tak usah bertanya mengapa, bagaimana, atau kenapa. Rindu, itulah alasannya.
Dukuh Rindu, 2021