Ya, Yuni tidak begitu. Doi sungguh tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Kesehatan batinnya sangat bugar. Tampaknya ia paham sekali bahwa kesehatan rohani dapat memengaruhi kondisi ragawi. Dengan kata lain, kesehatan psikis penting bagi kondisi fisis.
“Menua itu pasti dan saya senang dengan usia saya,” tutur Yuni di akun Instagram @yunishara36.
Apa iktibar yang bisa kita petik dari cara Yuni menanggapi cemoohan khalayak? Kedewasaan. Banyak orang yang usianya menjelang tua, tetapi sikap dan perilakunya belum dewasa. Saya bisa jadi termasuk dalam barisan itu. Yuni tidak, ia menunjukkan kematangan dan kedewasaannya.
Pelajaran kedua adalah ketenangan. Banyak orang yang meledak-ledak ketika sisi sensitif dari dirinya diusik oleh orang lain. Saya boleh jadi termasuk dalam golongan begitu. Yuni tidak. Dengan bahasa sopan dan santun, ia tonjolkan ketenangannya.
Kesehatan batin. Inilah sisi kesehatan perempuan, termasuk laki-laki, yang jarang mendapat perhatian penuh. Biasanya kita amat sibuk mengurus hal-hal ragawi, kemudian abai mengurusi perkara rohani. Raga sehat, jiwa sakit.
Padahal, kesehatan batin sangat penting bagi kita. Selagi kondisi hati kita amburadul, perasaan kita cenat-cenut, pikiran kita pontang-panting, tubuh kita mudah terserang layu. Kepala pening, dada sesak, mata sembap, lutut goyah, perut menjerit. Banyak sekali.
Makdarit, belajarlah dari cara Yuni Shara merawat kesehatan batinnya. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H