Sebagai media independen, RBTH merdeka bersuara. Meski begitu, jurnalis RBTH tidak asal cuap. Mereka punya dasar argumen. Mereka punya fondasi yang kuat untuk mengabarkan sesuatu.
Bahkan ketika menyingkap rahasia “orang Indonesia nomor wahid di Rusia”, mereka mengudar kabar dengan apik dan elegan. Tahukah Anda siapa yang dimaksud oleh RBTH sebagai orang Indonesia nomor wahid di Rusia?
Jawabannya panjang, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP RI) untuk Rusia dan Belarusia. Namanya, Wahid Supriyadi. Lantaran Wahid seorang dubes, jadilah ia orang Indonesia nomor wahid di Rusia. Apalagi namanya Wahid. Kurang wahid apa lagi coba?!
Silakan baca kisah Wahid Supriyadi dalam berita bertajuk Catatan Purnatugas Orang Indonesia Nomor Wahid di Rusia. Selain riwayat Pak Wahid selama bertugas di Rusia, Anda juga bisa dapati kisah tentang bagaimana orang Rusia mencintai budaya, termasuk budaya Indonesia.
Kedua, RBTH kerap menyajikan kabar tentang pernak-pernik Indonesia. Dari yang enteng sampai yang berat; dari yang sepele hingga yang vital. Jika kita mau menyingkirkan tabiat berpikir negatif, sejenak saja, kita akan menemukan kabar baik tentang Indonesia bertebaran di RBTH.
Ambil contoh soal tradisi minum kopi di Rusia. Beberapa tahun belakangan, orang Rusia beralih dari minum teh ke minum kopi. Salah satu kopi yang disukai oleh orang Rusia adalah kopi impor dari Indonesia. Kopi luwak sangat digemari di sana.
“Ada seorang pelanggan tetap yang sangat menyukai kopi luwak dari Indonesia. Kopi luwak diolah dengan teknik khusus dan harganya sangat mahal.” Ungkap Yuliya, barista di kedai kopi tertua di Moskow, kepada RBTH. “Pembeli itu bisa memborong kopi luwak hingga tiga kilogram sekaligus.”
Tersebutlah kisah Volodymyr Kyrychenko. Ia seorang Indonesianis atau orang asing yang punya ketertarikan khusus terhadap Indonesia. Ia pernah menetap di Indonesia untuk berkuliah S-2 dan bekerja di Jakarta selama dua tahun.
Sebagai seniman, Volodymyr sangat senang melukis tema wayang. Ia bahkan pernah menggelar pameran dengan memajang lukisan Rama dan Sinta, Cepot, wayang golek, dan Arjuna. Selama di Indonesia, Volodymyr malah mendapat sapaan khusus. Vladimir kiri.
“Wayang memiliki karakteristik serta mencerminkan sejarah dan budaya Indonesia yang sangat kental dan beraneka ragam,” ujar Vladimir Kiri kepada RBTH.
Cukuplah dua alasan itu yang saya ajukan, sisanya tinggal ulik sendiri di laman RBTH.
Mari kita kembali kepada hujatan salah hajar Zulfikar Akbar. Jikalau kita mau membuka hati, kita tidak bisa sekehendak hati dan membabi buta menuduhkan sesuatu kepada orang atau lembaga.
Kita mesti berhati-hati. Cari data dulu. Baca dulu. Telaah dulu. Setelah itu baru menyimpulkan. Orang Rusia menyebutnya: snachala dumay, potom govori. Orang Indonesia mengartikannya: pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna.