Ada pula kisah yang ditulis oleh Shinta Febriany. Mitos Kucing judulnya. Ia berkisah tentang kucing yang dipercaya pemiaranya, seorang lelaki, untuk menjaga bayi. Lelaki itu mesti ke luar rumah sejenak. Ia percayakan bayinya kepada kucing kesayangannya. Kisah itu dimuat di rubrik Literasi Koran Tempo Makassar (22/3/2013).Â
Ketika sang tuan pergi, seekor ular berbisa melintas di dekat sang bayi. Kucing marah. Ia serang ular berbisa itu hingga mati. Darah ular berceceran di dekat sang bayi. Ketika lelaki kembali ke rumahnya, ia kaget bukan kepalang melihat darah di kasur bayinya. Lebih kaget lagi, ia mengira bayinya telah mati.
Lantaran terdesak rasa marah, sang lelaki membunuh kucing kesayangannya. Beberapa jenak kemudian, sang bayi terbangun. Ayahnya girang bukan main, lalu mengangkat dan memeluk si bayi. Bangkai ular yang tercabik terlihat olehnya. Ia menangis, meraung, melolong. Ia sedih karena membunuh kucing yang telah menjaga anaknya dengan baik.
Begitulah. Kucing ada di sekitar kita, di dekat kita. Ada yang disiksa, ada yang dicintai. [kp]
Catatan:Â artikel ini saya anggit untuk mengenang kepergian Sri Mudita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H