Kaesang Pangarep merambah industri sepakbola. Mentornya tidak tanggung-tanggung. Mantan pemilik Inter Milan, Erick Thohir. Duo pengusaha itu ditemani satu usahawan, Kevin Nugroho, pengusaha tenar asal Solo.
Tiga sosok itu sekarang memimpin barisan terdepan manajemen Persis Solo. Komando di tangan Kaesang. Saudagar pisang itu dipercaya menjadi nakhoda alias direktur utama.
Meski tergolong pendatang baru di blantika sepakbola Indonesia, Kaesang tidak cemas. Ia punya mentor. Erick Thohir. Mentor dengan pengalaman segudang, baik di dunia usaha secara umum maupun di dunia sepakbola.
Apakah trisula striker di manajemen akan mengantar Persis ke gerbang kejayaan? Pertanyaan menggelitik. Saya sebut menggelitik sebab sepakbola Indonesia tidak seperti sepakbola di Eropa. Di Benua Biru, sepakbola adalah ladang bisnis. Di Nusantara, sepakbola merupakan ladang politik. Â
Perbedaan antara ladang bisnis dan ladang politik sangat kentara. Sebagai ladang bisnis, untung rugi mengelola klub dapat diprediksi. Sebagai ladang politik, seberapa untung dan seberapa rugi mengelola klub sukar dikira-kira.
Tiga sosok striker baru Laskar Sambernyawa itu merupakan usahawan. Dengan kompetisi yang awut-awutan, sukar menebak berapa investasi yang akan mereka tanam untuk menangguk laba. Cuan pada akhirnya menjadi layang-layang putus. Bisa dikejar, tetapi sukar.
Kaesang kini memegang 40% saham, Kevin 30%, dan Erik Thohir 20%. Sisanya, 10% saham dimiliki oleh para pendiri klub. Dengan saham mayoritas, trisula maut itu bisa melakukan apa saja demi membenahi Persis Solo. Jelas kabar gembira bagi suporter Laskar Sambernyawa.
Tiga sosok tersebut bukanlah tokoh sembarangan. Kaesang dan Kevin lincah di dunia usaha. Itu modal besar untuk menggenjot Persis Solo. Bagaimana dengan Erick Thohir? Mantan Presiden Inter Milan jelas modal yang sangat kuat untuk mengelola klub.
Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUSPLB) PT PSS, trisula maut itu diresmikan menjadi pemilik baru klub kebanggaan masyarakat Solo Raya.
Bukan hanya itu. Di belakang ketiga striker berdiri Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Beberapa saat lalu, Gibran sudah melakukan gebrakan untuk menggalakkan sepakbola di Solo. Kakak sulung Kaesang itu meminta kepada PSSI agar Piala Menpora digelar di Solo.
"Saya ingin Persis dikelola oleh orang-orang profesional, orang yang pernah memegang tim bola. Dan, kami ingin tim kebanggaan kami ini berprestasi," ujar Gibran yang disiarkan melalui tayangan video lewat akun Youtube Persis Solo.
Harapan Wali Kota Surakarta itu seturut dengan keinginan suporter Laskas Sambernyawa. Para fan fanatik Persis Solo, Pasoepati, tentu ingin melihat Persis Solo berjaya. Jika sekarang berkutat di Liga 2, Persis Solo mesti merangsek ke Liga 1. Itu harga mati.
Akankah harga mati berupa merambah Liga 1 bisa dilakoni oleh Persis Solo? Tampaknya begitu. Pasti tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Di tangan trisula maut yang sudah jatuh bangun di dunia usaha, mudah-mudahan Persis Solo bisa lebih banyak berbicara di kancah sepakbola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H