Kalaupun kalah, risiko terbesar yang dihadapi Pak Dadang hanyalah menjadi bulan-bulanan netizen. Sebaliknya, kalau ia menang bakal memanen heboh lagi.
Â
Berbeda dengan Irene Sukandar. Menerima tantangan bertarung melawan Dewa Kipas adalah pertaruhan luar biasa. Nama besar dan harga diri jadi tumbal. Menang dapat cuan, kalah dapat cuan plus cibiran. Bisa dibayangkan keriuhan netizen apabila Irene keok.
Bukan hanya Irene, nama Percasi akan terbawa-bawa. Pembinaan pecatur pasti tersentil. Mau tidak mau, Irene harus menang. Sia-sia perjuangannya selama bertahun-tahun apabila ia kalah melawan Dewa Kipas.
Pada sisi lain, sebenarnya dua pihak sama-sama menanggung rugi. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Tarung langsung hanya memuaskan dahaga netizen yang haus hiburan, suka keributan, dan senang menikmati sensasi.
Tarung langsung juga merupakan lahan publikasi bagi siniar Deddy. Irene Sukandar dan Dadang Subur yang bertarung, Deddy yang menang. Itu saja. [kp]
Baca juga: Segitiga Dewa Kipas, Irene Sukandar, dan Deddy Corbuzier
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H