Patut diingat, Barcelona dua kali dilahap hantu remontada. Semuanya terjadi di kandang lawan. Sekalipun PSG tanpa Neymar, bukan berarti PSG melemah. Buktinya klub besutan Pochettino itu menang besar di markas Barcelona, padahal Neymar tidak ikut main.
Dengan demikian, tidak usah terlalu bising berkoar-koar tentang remontada. Suporter Barcelona perlu mempersiapkan diri. Menelan air mata duka atau memancurkan air mata bahagia. Menang syukur, kalah tabah. Itu saja.
Joan Laporta memang meniupkan angin segar, tetapi itu bukan garansi kemenangan. Koeman boleh saja mengatakan "no hi ha res impossible". Messi mungkin saja berkata "kita bisa membalikkan keadaan". Namun, kemungkinan gugur sama besar dengan kemungkinan remontada.
Pendek kata, boleh berharap asal secukupnya saja, Kalaupun gugur, anggap sebagai hiburan. Juventus sudah gugur duluan, Ronaldo butuh teman. Kalau Barcelona kalah, hitung-hitung Messi mencoba setia kawan: menemani Ronaldo. [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H