Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Remontada Lawan PSG, Misi Mustahil bagi Barcelona

10 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 10 Maret 2021   08:29 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

No hi ha res impossible. Begitu kata Ronald Koeman. Ya, betul. Tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa terjadi. Kalah 1-4 pada pertemuan pertama bukan akhir segalanya. Koeman memang wajib menularkan semangat. Ia memang mesti berkata begitu. Sejarah juga pernah mencatat tentang Barcelona yang moncer dalam urusan remontada.

8 Maret 2017. Hari bersejarah bagi kaum Cules. Hari itu penggemar Barcelona di antero bumi menari-nari. Barcelona melakukan sesuatu yang mustahil. Remontada. Kalah telak 0-4 dari PSG pada partai pertama. Satu kaki Barcelona sudah tertanam di liang lahat.

Dramatis. Laga kedua berlangsung dramatis. Barcelona berhasil membalikkan keadaan. Utang 0-4 dibayar tunai dengan skor 6-1. Remontada gemilang. Kekalahan memalukan di Parc des Princes dilunasi dengan kemenangan gemilang di Camp Nou.

Dinihari nanti, Kamis (11/3/2021), Barcelona kembali berhadap-hadapan dengan ancaman keok di hadapan PSG. Suporter Barcelona berusaha menjaga asa dengan mendendangkan remontada di Liga Champions musim 2016/2017. Hanya saja, tahun ini rasa-rasanya mustahil.

De Jong berlatih mengumpan (Foto: fcbarcelona.cat)
De Jong berlatih mengumpan (Foto: fcbarcelona.cat)
Bukan apa-apa, sekarang Barcelona main di kandang lawan. Utang 1-4 yang dibawa dari Camp Nou jelas sukar dibayar di Parc des Princes. Suasana kondusif di kubu Azulgrana belum tentu membawa hasil positif. PSG pasti enggan menggelar karpet merah bagi Barcelona.

Itu alasan pertama mengapa remontada sulit diulang oleh Barcelona. Alasan kedua, Koeman masih meraba-raba strategi yang pas bagi skuad asuhannya. Kadang memakai 4-3-3, kadang 3-5-2. Masih plintat-plintut. Sekali waktu cemerlang, sisanya redup.

Alasan ketiga, komposisi bek masih semrawut. Lenglet beberapa kali blunder, Pique keteteran menghadapi striker lawan yang berusia muda, Umtiti belum sepenuhnya tampil bak sediakala. Ada bek muda yang tokcer setiap main, Ronald Araujo. Sayang sekali, ia baru kelar dibekap cedera.

Alasan keempat, striker yang angin-anginan. Grizzman belum menemukan penampilan terbaik. Sesekali ia merepotkan barisan pertahanan lawan, lebih banyak memble tanpa torehan asis dan gol. Dembele sama. Keseringan menggocek hanya untuk kehilangan bola. Ada striker muda yang menawan, Trincao. Sayang sekali, ia masih penghangat bangku cadangan.

Alasan kelima, Barcelona masih sangat bergantung kepada Messi. Jika Messi tampil fit dan bugar, hal-hal mustahil memang bisa terjadi. Namun, apes bagi Barcelona manakala Messi dikunci dan dibikin mati kutu. Setiap membawa bola langsung dikerumuni lawan, itu nasib Messi. Imbasnya, Barca tumbang.

Araujo sudah ikut berlatih bersama skuad Barca (Foto: fcbarcelona.cat)
Araujo sudah ikut berlatih bersama skuad Barca (Foto: fcbarcelona.cat)
Merujuk pada lima alasan itu, pantas jika Cules diwanti-wanti untuk tidak terlalu berharap. Boleh saja membayangkan Barcelona sukses melakukan remontada. Boleh saja. Namun, harapan tidak boleh berlebihan. Biasa saja. Sedikit saja. Biar tidak terlalu sakit kalau Barca kalah.

Selain itu, hantu remontada bukan milik PSG saja. Barcelona juga pernah mengalaminya. Kala itu, musim 2017/2018, menang kandang 4-1 lawan AS Roma, kemudian kalah tandang 0-3. Gagal total. Musim berikutnya, 2018/2019, menang kandang 3-0 lawan Liverpool, lalu kalah tandang 0-4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun