Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dari "Ghosting" hingga Kaesang

8 Maret 2021   10:10 Diperbarui: 8 Maret 2021   10:27 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan makna informalnya? Meriam-Webster menggunakan definisi ini:

“The act or practice of abruptly cutting off all contact with someone (such as a former romantic partner) by no longer accepting or responding to phone calls, instant messages, etc.”

Ketemulah definisinya. Jikalau teman atau pasanganmu mendadak memutuskan semua kontak, menolak panggilan telepon, tidak menanggapi pesan singkat, dan tidak membalas salam yang kautitip lewat orang lain, itulah ghosting.

Singkat kata, menghilang tanpa pesan. Kabur tanpa kabar. Pergi tanpa pamit. Kalau mau lebih santai, ngacir sebelum ngocol. Itulah makna kata ghosting dalam tataran informal. Enteng, kan? Nah, sekarang saatnya kita ulik padanan ghosting.

Berdasarkan maknanya, padanan kata ghosting yang bisa kita agihkan adalah menghilang. Orang yang menghilang dari kitaran kamu pasti tiba-tiba. Mustahil pamitan. Kalau pamit sebelum pergi namanya meminta doa restu. Boleh jadi minta ongkos.

Usulan kedua, meraib. Seseorang yang raib dari hadapanmu tanpa menanggalkan jejak apa-apa, ya, berarti kebangetan. Kalau memang sayang, o, kenapa pergi tanpa pesan. Kalau memang cinta, duh, kenapa raib begitu saja. Kalau memang akrab, ah, kenapa harus gaib tanpa berita.

Usulan ketiga, menghantu. Ada dalih kuat yang dapat kita kemukakan. Orang yang sekonyong-konyong pergi dan tiada berkabar dapat menimbulkan perasaan resah dan gelisah. Bisa karena cemas, bisa gara-gara sewot. Pada titik ini, dapat pula kita sodorkan kata menyetan. Sewot, kan? Hehehe.

Patut kita camkan, ghosting bukan hanya terkait dengan cinta-mencintai. Kerabat bisa saja pergi tanpa pamit karena alasan tertentu. Gedek gara-gara warisan, misalnya. Sahabat bisa saja pergi tanpa kabar apa-apa. Takut dikejar tagihan, misalnya.

Bagaimana dengan di-ghosting? Makin menarik. Jika menghilang kita jadikan padanan ghosting dalam bentuk kata kerja aktif, berarti kita mesti pula menawarkan padanan kata kerja pasifnya. Tenang. Ada satu kata yang sangat dekat dengan makna di-ghosting. Kata itu ialah digantung.

Kalau seseorang yang kamu sayangi sepenuh hati mendadak hilang ditelan rimba, berarti kamu sedang digantung. Itu makna kias. Bukan digantung dalam arti dililitkan tali ke leher, bukan. Nah, digantung merupakan bagian paling tidak menyenangkan dalam satu hubungan. Entah hubungan pertemanan, entah hubungan percintaan. Perih!

Bagaimana dengan Kaesang? 

Ah, sudahlah. Tadi saya sudah menyatakan bahwa biarkan Kaesang menjadi bagian domestik dari rumah tangga Ibu Iriana dan Bapak Jokowi. Kalaupun benar bahwa Kaesang telah “menyetan” atau “menghantu” atau “menghilang” dari mata Felicia Tissue, urusan mereka saja. Oke? Mantap!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun