Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Moeldoko: Tekel Tidak Elegan, Gol Tidak Cantik

7 Maret 2021   05:07 Diperbarui: 7 Maret 2021   06:41 1748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moeldoko menerima pinangan inisiator KLB Partai Demokrat untuk menjadi ketua umum (Foto: Antara/Endi Ahmad)

Apakah tekel Moeldoko tidak elegan?

Bagi Moeldoko, terjun langsung ke lapangan politik di kubu yang tengah kusut tiada berbeda dengan mencari-cari perkara. Beban selaku sosok yang membantu Presiden Jokowi menjalani tugas-tugas kepresidenan malah menerima orderan yang tidak jelas juntrungannya.

Ia mestinya serius menggarap amanat yang dibebankan kepadanya. Menambah-nambah beban dengan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang sungguh tidak elegan. Ia digaji oleh rakyat, diupah dari pajak, jelas bukan untuk menumpuk jabatan.

Lebih elegan seandainya Moeldoko membangun kesebelasan sendiri. Bentuk dari awal. Cari kiper yang tangguh, kontrak bek yang kukuh, bikin gelandang yang mumpuni menjalin orkestra taktik politik, dan mengumpulkan striker yang mampu mengegolkan dirinya menjadi "sesuatu".

Apakah Moeldoko akan mendapat kartu merah dari Presiden Jokowi?

Jelas Pak Jokowi enggan turut campur dalam urusan internal Partai Demokrat. Meski begitu, fakta bahwa Moeldoko sekarang menjadi kapten dan terlibat langsung dalam permainan, Jokowi mesti mengambil sikap tegas. Keluarkan Moeldoko dari Istana Negara. Berikan waktu kepada mantan Panglima TNI itu untuk menekuri karier baru di panggung politik.

Mempertahankan Moeldoko bakal kontraproduktif. Nirfaedah. Syahwat politik dapat mengebiri kesungguhan Moeldoko dalam membantu Jokowi. Biar tidak menjadi tuman, sebaiknya diacungi kartu merah. Bukan karena jengah atau jengkel, melainkan supaya Moeldoko lebih fokus. 

Jika enggan melepas Moeldoko, kasih pilihan tegas. Membantu presiden selaku Kepala KSP atau membantu Marzuki Alie dan konco sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang. Selaku purnawirawan jenderal, Moeldoko tentu punya mental baja untuk memilih.

Mungkin saja Pak Jokowi malas menganulir gol Moeldoko, mungkin pula enggan mengomentari tekel Moeldoko yang tidak elegan, tidak apa-apa asalkan Pak Jokowi berani bersikap tegas. Jangan ragu-ragu. Kalau Moeldoko menentang keputusan, kasih kartu merah. [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun