Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ternyata Whatsapp Masih Sayang, Ngab

29 Januari 2021   08:09 Diperbarui: 29 Januari 2021   08:20 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitur baru keamanan privasi warganet di Whatsapp (Gambar: detik.com)

Whatsapp bikin status. Aduh, kayaknya sedang galau. Semacam lelaki yang sedang cinta-cintanya jadi enggan ditanggalkan. Seperti perempuan yang tengah sayang-sayangnya jadi tidak mau ditinggalkan. Semacam ingin berkata, "Jangan tinggalkan aku, karena aku masih sayang!"

Apa saja satus Whatsapp? Mari kita sibak satu per satu.

Sekarang pengguna Whatsapp bisa membaca dan mengetahui informasi dari platform ini lewat status. Naga-naganya, Admin WA tidak bisa gabut lagi. Sudah punya kerjaan baru, yakni bikin status. Ada kabar baru, bikin status. Ada fitur baru, bikin status. Begitu bunyi status pertama. Silakan tilik bidik layarnya di bawah ini.

 

Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Namun, status kedua cukup mengejutkan. Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda. Beberapa pekan lalu, Whatsapp mengeluarkan kebijakan privasi baru. Notifikasi muncul di gawai pengguna. Isinya seperti "mengancam atau memaksa" pengguna.

Betapa tidak, Whatsapp hanya menyediakan dua pilihan. Pertama, tinggal dengan kewajiban menyetujui kebijakan Whatsapp. Kedua, angkat kaki dari aplikasi Whatsapp. Dua pilihan itu disediakan pengelola lantaran mulai 8 Februari 2021 Whatsapp berencana memberlakukan kebijakan privasi baru.

Bagi yang tetap bertahan bersama Whatsapp, tidak ada opsi "bertahan dengan syarat data tetap aman". Pendek kata, siapa pun yang bertahan memakai Whatsapp berarti menyatakan bersedia data pribadinya digunakan sesuai dengan keinginan atau ketentuan Whatsapp.

Tidak heran apabila riak perlawanan mencuat ke permukaan. Beberapa hari lalu muncul unjuk rasa di media sosial. Banyak pengguna yang mengobarkan semangat perlawanan. Semacam berkata, "Kaupikir cuma kamu aplikasi pesan dan obrolan, Ngab?"

Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Lalu terjadilah migrasi. Nah, sepertinya ini yang membuat pengelola Whatsapp berubah pikiran. Lahirlah status yang sepagi ini bikin beta kaget. Saya merasa dibujuk oleh Whatsapp, "Tolong, ya, kamu jangan pergi. Kamu jangan pindah ke lain aplikasi. Data pribadimu sekarang aman!"

Janji soal keamanan data pribadi itu tersaji pada status ketiga. Whatsapp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan tersebut terenkripsi secara end-to-end. Wah, itu sungguh-sungguh membahagiakan. Whatsapp enggan ditinggalkan.

Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)

Barangkali itu pula salah satu penyebab sehingga sekarang Whatsapp menyuguhkan fitur baru yang ditengarai menjamin keamanan privasi warganet. Keamanan privasi pengguna benar-benar dijaga dengan baik. Ingat, ya, ada barangkali. Saya tidak memastikan. 

Salah satu fitur yang menjanjikan adalah keamanan pengguna ketika membuka Whatsapp di dekstop Mac, Windows, atau Web. Jika ingin memakai Whatsapp di dekstop, pengguna diminta menyelaraskan dulu dengan aplikasi Whatsapp di gawai. Mesti autentikasi biometrik atau sidik jari sebelum menyapa kolega di sana-sini di dekstop.

Kapan fitur pengamanan antarperangkat ini mulai dilansir? Seperti bunyi status keempat, tunggu informasi terbaru lainnya dari Whatsapp. Kemungkinan akan dirilis bersamaan dengan desain tampilan baru Whatsapp pada pekan-pekan mendatang. Menarik!

Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Bidik layar status Whatsapp (Dokpri)
Dari empat status tersebut kita berharap Whatsapp tidak akan mengintip obrolan dan mendengarkan percakapan kita. Kita bisa lebih nyaman, karena merasa tidak diintai atau dimata-matai lagi. Data pribadi tidak akan digunakan Whatsapp sesuai dengan keinginan dan untuk kepentingannya sendiri.

Kemarin-kemarin, ketika notifikasi tawaran menyetujui dua pilihan Whatsapp muncul, pengguna yang ingin bertahan bersama Whatsapp tidak mendapat kabar buat apa data pribadi diambil, kepada siapa data itu nanti akan diberikan, dan untuk apa data itu kelak digunakan.

Whatsapp juga tidak menawarkan apakah pengguna mau atau tidak data privasinya digunakan, dimanfaatkan, atau disebarkan. Tidak ada informasi seperti itu. Wajar jika banyak pengguna yang keder. Lumrah kalau banyak pelanggan yang kabur.

Hari ini, pengguna seperti diteriaki oleh pengelola Whatsapp. "Woy, jangan pergi. Aku tahu apa yang kamu mau. Privasimu aman. Datamu nyaman. Tetaplah bersama kami, Ngab!" Ternyata, o, ternyata. Tidak disangka-sangka Whatsapp berubah pikiran. Kebijakan baru tentang penggunaan data pengguna sesuai keingian Whatsapp sepertinya batal dilansir. Naga-naganya, jadwal rilis per 8 Februari 2021 dibatalkan. 

Ogut berkata di dalam hati, "Ternyata Whatsapp masih sayang, Ngab!"

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun