Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Pelesir Kita di Ubud dan Kuta

27 Januari 2021   21:44 Diperbarui: 27 Januari 2021   21:49 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan sawah yang memanjakan rindu (Foto: putrabalitour via kintamani.id)

13 Februari 2015

Aku ingin pergi bersamamu. Ke mana saja. Aku ingin selalu berada di dekatmu. Di mana saja. Lapar bersama, susah bersama. Aku tidak ingin meninggalkan dan ditinggalkan, sebab baik ditinggalkan ataupun meninggalkan sama-sama memedihkan.

Lebih baik kita pergi bersama. Kita datangi tempat-tempat yang ingin kaudatangi, kita kunjungi tempat-tempat yang ingin aku kunjungi. Bersama-sama. Bukan cuma kamu, bukan hanya aku, melainkan kita. Aku dan kamu adalah satu hati yang meminjam dua tubuh berbeda.

Terlalu sering kamu menguji ketabahanku dengan kepergianmu. Jangan suruh aku tenang, sebab aku ingin pelesiran bersamamu. Kita jauhkan dulu tubuh tabah kita dari Kota Hujan ini.

14 Februari 2015

Terima kasih masih setia merawat rindumu kepadaku. Lebih dari itu, terima kasih mengajakku pelesiran bersama.

Tibalah kita di Kuta. Kaki-kaki kita menjulur di lengang pantai. Kita biarkan ombak terus membasahi, menjilati, dan meninggalkan butiran pasir di sela-sela jemari kaki. Matahari rebah di pelukan laut. Orang-orang asing berbaur dengan aroma asin laut. Kita terus menjulurkan kaki. Kita terus membiarkan ombak memainkan sunyi. Kita terus membiarkan laut menelan matahari.

Inilah kali pertama mataku dimanjakan oleh senja Kuta. Aku senang pelesiran bersamamu. Aku tidak bisa menguasai diri, duduk di pantai seramai ini, menikmati debur ombak, tawa orang-orang, dan suara-suara bahagia yang mengalun di dalam kepalaku.

Aku tidak bisa berhenti membayangkan saat ini sedang duduk bersamamu, padahal kita memang sedang bersama sehingga aku tidak perlu membayangkannya, tetapi kubiarkan kepalaku terus membayangkan tempat-tempat lain yang bakal kita datangi.

Terima kasih atas hadiah pelesiran ini, Rinduku.

Sambil bermain pasir dan bermandi cahaya matahari senja, kita mengobrol tanpa arah. Mula-mula kita ulas rasa takut warga Jakarta kepada begal motor. Wajar rasa takut menjalar, sebab para begal itu tidak segan-segan merampas dan membunuh pemilik motor.

Lalu kita bahas maklumat Perdana Menteri Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, yang melarang warga Rusia memasuki Ukraina tanpa paspor luar negeri. Kita sama-sama tahu, Ukraina dan Rusia dulu sama-sama wilayah Uni Soviet.

Kita tidak ingin seperti begal yang dicemasi warga Jakarta, sebab kita menolak cinta yang merampas dan membunuh kasih sayang. Kita tidak ingin menjadi seperti Uni Soviet, bercerai-berai setelah sekian lama bersatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun