Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bentuk Jamak dan Dosa Gramatikal yang Rajin Kita Jamah

18 Januari 2021   05:00 Diperbarui: 18 Januari 2021   05:06 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Olah Pribadi

Ada pula penggolong benda yang menyatakan satuan ukuran, seperti botol, kantong, kaleng, karung, keranjang, kerat, pot, sak, stoples, dan sebagainya. Penggunaannya berbeda-beda. Perhatikan uraian berikut.

  • batang untuk pohon, rokok, atau benda lain yang berbentuk bulat dan panjang;
  • belah untuk mata, telinga, atau benda lain yang berpasangan;
  • bentuk untuk cincin, gelang, atau benda lain yang dapat dibengkokkan atau dilentukkan;
  • berkas untuk kertas, dokumen, atau benda lain yang dapat diikat atau dibagung;
  • bidang untuk tanah, sawah, atau barang lain yang luas dan datar;
  • biji untuk padi, jagung, kelereng, atau mata;
  • bilah untuk pisau, pedang, atau benda lain yang tajam;
  • botol untuk teh, kecap, sirup, atau benda cair lain yang disimpan di dalam botol;
  • buah untuk buah-buahan atau hal lain yang ada di luar golongan manusia dan binatang;
  • bungkus untuk nasi atau benda lain yang dapat dibungkus dengan kertas, daun, atau plastik;
  • butir untuk telur, kelereng, atau benda lain yang bulan dan kecil;
  • carik untuk kertas, kain, atau benda lain yang tipis;
  • dus untuk mi instan, makanan ringan, atau benda lain yang dapat ditaruh di dalam dus;
  • ekor untuk binatang;
  • gabung untuk daun, lidi, padi, atau benda lain yang dapat diikat;
  • gerombolan untuk sekumpulan atau sekelompok orang yang mengacau, merampok, dan sebagainya;
  • helai untuk kertas, rambut, kain, atau benda lain yang tipis dan halus;
  • ikat untuk padi, jagung, daun, atau benda lain yang dapat dikebat dengan pengikat;
  • kaleng untuk biskuit, susu, makanan kaleng, atau benda lain yang disimpan dalam kaleng;
  • kantong untuk buncis, bawang, atau benda lain yang dimasukkan ke dalam kantong plastik;
  • karung untuk beras, kol, jagung, wortel, atau benda lain yang disimpan dalam karung;
  • kawanan untuk manusia atau binatang yang berkelompok; 
  • keping untuk uang logam;
  • keranjang untuk buah-buahan;
  • kerat untuk roti dan daging;
  • kerat untuk botol atau benda lain yang disimpan dalam peti terbuka;
  • kotak untuk perhiasan atau barang yang kecil;
  • kuntum untuk bunga;
  • laras untuk senapan;
  • lembar untuk kain, kertas, sarung, selimut, atau benda lain sejenis;
  • lonjor untuk kayu, pipa gorden, atau benda lain yang besar dan panjang;
  • orang untuk manusia;
  • pak untuk rokok, teh, garam, dan kudapan;
  • pasang untuk orang, binatang, atau perangkat yang berpasangan;
  • patah untuk kata;
  • peti untuk buah-buahan atau benda lain yang disimpan dalam peti;
  • pis untuk sabun, sampo, atau atau benda lain yang dapat dikemas dalam bungkus kecil;
  • pot untuk bunga dan bibit tumbuhan;
  • potong untuk baju, celana, atau potongan suatu barang;
  • pucuk untuk surat, jarum, dan senapan;
  • rangkai untuk bunga atau benda lain yang dapat dicocok;
  • renceng untuk petasan, kalung, atau benda lain yang dapat dicocok;
  • renteng untuk petasan, kalung, atau benda lain yang dapat dicocok;
  • rimpang untuk kunyit;
  • rol untuk benang, tali, slang, pita, atau benda tertentu yang dapat digulung;
  • rumpun untuk padi, bambu, atau tumbuhan lain yang berkelompok;
  • sak untuk daun bawang, mentimun, dan semen;
  • set untuk pakaian atau benda lain yang selalu digunakan bersama-sama;
  • setel untuk pakaian atau benda lain yang selalu digunakan bersama-sama;
  • sisir untuk pisang;
  • slof untuk rokok;
  • stoples untuk kue;
  • tandan untuk enau, nyiur, pisang, atau buah-buahan lain;
  • tangkai untuk bunga, pena, atau benda lain yang bertangkai; 
  • untai untuk petasan, kalung, atau benda lain yang dapat dicocok; dan
  • utas untuk benang, tali, atau benda lain yang kecil dan panjang.

Tenang, Kawan. Penanda tunggal dan taktunggal (jamak) dalam bahasa Indonesia dapat dengan mudah kita lakukan. Penanda tunggal lumrahnya ditandai dengan penggunaan kata seperti esa, se-, satu, atau suatu.

Bagaimana dengan bentuk taktunggal atau jamak? Sudah kita urai di atas bahwa pengulangan dapat menandai bentuk jamak. Selain itu, kita juga dapat memakai kata para. Maka kita bisa menemukan kata para murid, para pejabat, atau para guru.

Di sinilah kita wajib berhati-hati. Tidak sedikit di antara kita yang masih kerap menggunakan para murid-murid, para pejabat-pejabat, atau para guru-guru. Itulah dosa gramatikal. Namanya juga dosa, makin sering dilakukan jumlahnya makin menumpuk.

Bagaimana mengatasi kekeliruan atau kesalahan itu? Sebaiknya kita pilih salah satu penanda jamak. Jadilah para murid atau murid-murid, para pejabat atau pejabat-pejabat, serta para guru atau guru-guru.

Hal serupa berlaku pada kata semua. Kita hanya bisa memilih semua siswa atau siswa-siswa, bukan semua siswa-siswa.

Bagaimana dengan penggunaan para di depan kata yang menunjukkan bentuk jamak? Itu juga keliru. Ambil contoh para hadirin. Kata hadirin mengandung makna ‘banyak orang’. Itu berarti sudah jamak. Dengan demikian kita tidak perlu menggunakan para di depan kata hadirin.

Hal serupa berlaku pada alumni. Kata alumni sudah mengandung bentuk jamak karena definisi alumni adalah 'orang-orang yang tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi'. Jika kita ingin menggunakan kata para, sebaiknya diikuti oleh alumnus yang merupakan bentuk tunggal dari alumni.

O ya, data-data dan banyak data juga keliru. Kenapa? Data sudah menandakan ketaktunggalan atau jamak. Jadi gunakan data saja, bukan data-data. Kalau mau menggunakan penanda jamak, seperti banyak atau beberapa, pakailah datum yang merupakan bentuk tunggal dari kata data.

Satu hal yang perlu kita camkan, bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Inggris dalam menandai bentuk jamak. Ingat, bahasa kita tidak mengenal bubuhan /-s/ sebagai bentuk jamak. Dengan demikian, tidak ada kata fans (banyak penggemar) dan tips (banyak tip) dalam bahasa Indonesia.

Sayang sekali, banyak pengguna bahasa Indonesia yang terperosok dalam lubang kekeliruan dan tidak kunjung bersua cara untuk keluar dari lubang itu. Gunakan para fan jika ingin menandai banyak pengagum atau penggemar.

Pakailah tip jika yang kita maksud adalah 'saran, nasihat, atau petunjuk praktis untuk melakukan sesuatu'. Kalau ngeyel ingin memakai penanda jamak, gunakan saja lima tip, banyak tip, atau beberapa tip. Bukan tips. Salah kok dilakukan berulang-ulang. Takutlah pada dosa gramatikal.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun