Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kesalahan Fatal Real Madrid, Menjual Achraf Hakimi

17 Januari 2021   17:30 Diperbarui: 18 Januari 2021   17:08 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Achraf Hakimi di Inter Milan (Foto: Getty Images)

Achraf Hakimi namanya. Bek didikan akademi Real Madrid ini lahir pada 4 November 1998 di Madrid, Spanyol. Namun, ia bukanlah asli Spanyol. Orangtua Arra, julukan masa kecil Achraf, adalah migran dari Maroko.

Pada mulanya, Arra kecil memang sangat tertarik pada dunia olahraga. Ia sangat betah berlama-lama di kolam renang. Ia sangat doyan berenang. Bahkan, waktu sehari penuh pun dapat ia habiskan di kolam renang.

Meski begitu, ia juga sangat senang menyepak, menggocek, dan menggiring bola kaki. Bermain dengan bola kaki benar-benar sangat disukai oleh Arra. Itulah alasan kenapa ia kemudian diajak orangtuanya berlatih di klub lokal Deportivo Colonia de Ofigevi.

Bakat Arra tercium oleh pencari bakat dari klub akbar Real Madrid. Pada usia delapan tahun, ia sudah mencicipi kawah candradimuka La Fabrica. Di situ bakat olah bolanya kian terasah. Tidak berselang lama, ia pun masuk tim Castilla dan bermain di Divisi Segunda B.

Debut Achraf di Castilla terjadi pada 20 Agustus 2016. Kala itu, tim Castilla berhadapan dengan Real Sociedad B dan unggul dengan skor 3-2. Gol pertamanya tercipta saat Castilla melawan tim CF Fuenlabrada yang akhirnya berakhir imbang dengan skor 1-1.

Sejak itu, bintang Achraf bersinar terang. Kakak dari Nabil dan Widad ini ditarik ke tim utama Real Madrid pada Juni 2016. Ia diikutkan dalam proyek pramusim Real Madrid ke Amerika Serikat. Arra remaja tidak menyia-nyiakan amanat yang ia emban.

Bek sayap kanan yang gesit, lincah, dan laju itu menunjukkan taji pada penampilan perdana di tim senior Real Madrid, sekalipun timnya kalah 1-3 dari Paris Saint-Germain. Menjanjikan. Begitu komentar banyak orang atas bakat Arra. Sejak itu, ia didapuk menjadi pelapis Dani Carvajal dan Nacho Fernandez.

Sejak bocah, prestasi di lapangan bola Arra memang jauh lebih gemilang dibanding prestasi akademiknya di sekolah. Meski begitu, orangtua Arra tidak patah arang. 

Alih-alih kecewa karena Arra kurang bersinar di sekolah, mereka malah mati-matian memenuhi kebutuhan Arra agar bisa berlatih dan bermain sepakbola dengan baik.

Pesepakbola yang tidak bertato, tidak merokok, dan tidak menenggak minuman keras itu tidak pernah menyia-nyiakan peluang. Sekalipun hanya menjadi pelapis Dani dan Nacho, Arra tidak tumpul semangat. Ia berlatih dengan giat dan gigih.

Proses memang tidak suka khianat. Pada 1 Oktober 2017, Achraf tampil bagai harimau muda saat dipercaya turun ke lapangan hijau melawan Espanyol. 

Dua bulan kemudian, 9 Desember 2917, bek bernomor punggung 19 itu sudah mengoyak jala gawang Sevilla. Ia turut andil dalam kemenangan 5-0. Bukan hal mudah bagi bek yang masih berusia muda. Arra membuktikan tajinya.

Meski begitu, Arra harus bersaing ketat dengan dua seniornya, terutama Dani yang masih gesit dan kerap menyumbang asis. Arra harus bekerja keras agar bisa didaulat menjadi pemain utama. Itu tidak mudah. Sangat tidak mudah.

Walaupun demikian, Arra punya mental baja. Tidak heran jikalau ia sudah mencicip jam main di Liga Champions pada 2017. Ia bahkan menjadi orang Maroko pertama yang sukses mengangkat Si Kuping Lebar, Piala Liga Champions 2017.

Ekspresi Achraf Hakimi di Borrusia Dortmund (Foto: Getty Images)
Ekspresi Achraf Hakimi di Borrusia Dortmund (Foto: Getty Images)
Pada musim 2018, Real Madrid membaca potensi hebat dalam diri Achraf. Para petinggi dan jajaran pelatih berpikir Achraf akan lebih berkembang apabila dipinjamkan ke klub lain daripada menjadi pemanas bangku cadangan di Los Blancos.

Pada 11 Juli 2018. Seragam putih Real Madrid sudang tanggal. Sejak hari itu, Achraf mengenakan jersi kuning milik Borussia Dortmund. Jam terbang. Itulah alasan mengapa Real Madrid meminjamkan Achraf ke Borussia Dormunt. Achraf setuju-setuju saja. Baginya, bermain di mana saja bukanlah soal. Yang penting terus mengasah diri.

Sungguhpun Achraf hanya bek sayap, jangan ragukan nalurinya dalam mencetak gol. Ini yang abai ditilik oleh Real Madrid. Sekalipun Ramos piawai mencetak gol, kapten Los Balncos itu lebih mahir menyundul bola kiriman dari sepak pojok dan menyepak penalti untuk mencetak gol. 

Achraf tidak, ia rutin mencetak gol dari proses permainan terbuka. Menggiring bola, melewati lawan, dan menyobek jala.

Lebih parah lagi, Achraf tidak hanya kompeten mencetak satu gol. Ia juga mahir mencetak dua gol. Dwigol pertamanya bahkan tercipta di Liga Champions Eropa. Bukan main-main ajangnya. Kala itu, 2 Oktober 2019, ia dua kali menjebol gawang Slavia Praha.

Apakah dwigol itu kebetulan terjadi? Atau, jangan-jangan Achraf mencetak dwigol karena saat itu ia melawan tim lemah. Tidak begitu. 

Pada 5 November 2019, Achraf benar-benar bintang dari Maroko. Dua gol ia cetak ke gawang Inter Milan. Dua gol itu pula yang membantu Borussia dari tertinggal 0-2 menjadi menang dengan skor 2-3. Dua gol itu pula yang membuat Inter terpincut.

Sinar terang yang ditunjukkan Achraf ternyata tidak memikat hati petinggi Real Madrid. Seusai dua tahun masa peminjaman di Borussia, Achraf malah dijual alih-alih dikembalikan. Padahal, Dani dan Nacho sudah karatan. Padahal, Real Madrid butuh peremajaan bek.

Fakta bahwa Achraf diincar 10 klub ternama juga tidak menyurutkan niat petinggi Real Madrid untuk menjual bek yang punya kecepatan 36,5 km per jam itu. Rayuan duo Manchester dan Chelsea dari Liga Inggris ditampik oleh suami aktris Hiba Abouk. Ia memilih Inter Milan.

Nomor punggung 2. Itulah nomor yang melekat di seragam Achraf. Kini ia sudah membela klub Inter Milan. Bermain di klub besutan Antonio Conte makin mengilapkan kiprah Achraf. Ia menjawab tantangan klub dengan prestasi gilang-gemilang.

Ekspresi Achraf Hakimi di Inter Milan (Foto: Getty Images)
Ekspresi Achraf Hakimi di Inter Milan (Foto: Getty Images)
Tercantum di laman resmi Inter Milan, inter.it, Achraf sudah mencicip 17 penampilan. Dari 17 kali tampil, 11 di antaranya sebagai starter. Hanya 6 penampilan yang ia jalani dari bangku cadangan. Ia juga sudah memamah menit bermain yang sangat signifikan, 1058 menit.

Bagaimana dengan sumbangsih Achraf bagi Inter Milan? Tidak tanggung-tanggung. Dari 17 kali membela Inter Milan, ia sudah mencetak 6 (enam) gol. Ia hanya bek sayap, tetapi ia terampil mencetak gol. Bukan hanya gol, ia juga sudah menyumbang 3 (tiga) asis.

Legenda Real Madriad, Ronaldo Luis Nazario de Lima, turut mengkritik mantan klubnya. 

“Dia adalah pemain yang luar biasa. Dia punya kecepatan lari yang hebat. Saya saja membayangkan bermain dengannya. Real Madrid membuat kesalahan dengan menjualnya,” kata Ronaldo yang dilansir oleh La Gazzetta dello Sport.

Melihat kiprah Achraf di Borussia Dortmund dan Inter Milan, kritik Ronaldo tepat. Sudah pantas jika sekarang petinggi Real Madrid beramai-ramai menggigiti jari. Mereka salah besar karena membuang seorang pemain yang sangat potensial.

Potensi menang berkurang, sial yang kerap datang.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun