Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hati yang Mencintai Lewat Mata

14 Januari 2021   17:30 Diperbarui: 14 Januari 2021   17:32 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

07.15 WIB

Aku tidak suka di sini, Diari, sendirian di halaman rumah yang dingin hanya untuk menunggu kepulangannya. Namun, hanya itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan, karena aku sangat tidak ingin menunggu kepulangannya di dalam rumah, sendirian di kursi yang dingin, dan dia pura-pura tidak merasa kalau ada seseorang yang tersiksa karena sedang menunggunya.

Sesungguhnya, Diari menunggu memang pekerjaan yang menyebalkan dan menjengkelkan. Bahkan, sangat menyebalkan dan menjengkelkan.

Bagiku, Diari, ia adalah kepastian yang layak aku ditunggu dan menunggunya bukanlah pekerjaan berat yang menjengkelkan atau menyebalkan. Menunggunya seperti menunggu terang datang mengusir malam. Pasti datang. Pasti tiba. Karena matahari pagi selalu tiba tepat waktu.

Aku akan menunggu kepulangannya sambil membaca buku, merambah linikala di media sosial, meramban laman belanja daring di ponsel, menonton drakor hingga tamat satu cerita, atau apa saja yang membuat waktu berjalan berasa lebih cepat. Sekali lagi, Diari, aku tidak bosan menunggu kepulangannya karena kehadirannya memastikan kebahagiaanku.

Jadi, Diari, kutunggu dia sambil membayangkan aku tidak sedang menunggu.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
12.30 WIB

Rindu menyeretku ke perbatasan kesadaran dan mimpi.

Mungkin kau mengira kalimat di atas berat atau terlalu njelimet. Tidak, Diari. Ini soal tiga hal saja: rindu, kesadaran, dan mimpi. Tidak ada yang berat dari tiga hal itu. Tidak ada yang njelimet.

Kamu pasti tahu arti rindu, Diari. Jika belum, cari tahulah artinya. Aku sih tahu. Rindu itu suasana hati ketika kami berjauhan dan aku merasa sangat ingin bertemu dengannya, berdekatan dengannya, dan mengobrol dengannya.

Kamu pasti tahu arti mimpi, Diari. Jika belum, cari tahulah artinya. Aku mah tahu. Mimpi ialah ketika ia sedang tidur lelap dan ia melihatku sedang berjalan-jalan di pekarangan tidurnya, membacakan puisi-puisi cinta untuknya, menyanyikan lagu-lagu rindu untuknya, kemudian ia terbangun dan aku tidak memeluk tubuhnya dari belakang.

Lalu, apa arti kesadaran? Kesadaran adalah segala hal yang kualami ketika ia berada jauh dariku. Pada saat seperti itu, sesak memampatkan dadaku. Rasa-rasanyanya aku tidak berani menunggu matahari terbit karena tahu bahwa besok kami belum tentu bisa bertemu. Kemudian, mimpi mempertemukan kami. Sayang sekali, aku sadar bahwa itu cuma mimpi. Untung saja rindu segera menyelamatkan hatiku.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Lebih sayang lagi, aku bermimpi pada siang hari bolong. Aku bermimpi ia berada di sini, di sisiku, menyanyikan lagu-lagu kesayangannya, memainkan jari-jarinya di sela-sela rambutku, dan bercerita tentang betapa letihnya ia menanggung beban pekerjaan. Begitu tergugah, aku tidak melihat tubuhnya, tidak mendengar suaranya, tidak merasakan kehadirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun