Jadi, propaganda seperti apa yang ditakutkan oleh Densi? Apakah semua orang yang memakai pakaian ala Nussa adalah propagandis? Lama-lama Densi kian bablas dalam kebencian semu, jenis kebencian yang sebenarnya tidak patut dilontarkan oleh "pejuang kebebasan berpendapat".
Pada sisi lain, Densi sebenarnya memilih peran keren dalam memasarkan film animasi Nussa. Ia menjadi endorser alias duta niaga yang berjasa dalam mengabarkan keberadaan Nussa. Artinya, Angga dan kolega patut acung jempol. Bagaimanapun, Densi membuka keran promosi.
Setakat itu, Densi juga menyingkap tabir kesadaran warganet. Bayangkan, ada warganet yang bersyukur lantaran bapaknya bukan Denny Siregar. Ada pula yang sampai membandingkan tilik laris Marvel yang, syahdan, karena nun jauh di sana tidak ada kritikus abal-abal seperti Densi.
Ya, segelintir netizen memang merasa berbahagia. Kalau kamu merasa menjadi manusia paling tidak berguna di dunia, ingatlah bahwa masih ada Denny Siregar yang jauh lebih parah darimu. Begitu komentar netizen. Nyeleneh, tetapi bikin ngeh. Nyelekit, tetapi ada benarnya juga.
Saya sendiri bersyukur karena jalan ninja (maksud saya: jalan nyinyir) pilihan Densi. Kendatipun asal-asalan, Densi telah mempromosikan animasi karya anak bangsa. Itu kerja budaya luar biasa.
Salam takzim, Khrisna Pabichara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H