Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benarkah Autisme Bisa Disembuhkan, Pak Terawan?

14 Desember 2020   10:38 Diperbarui: 14 Desember 2020   10:41 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan pula perasaan orangtua yang punya anak-anak autistik. Hangat kasih sayang mereka bisa terusik. Belum lagi kalau orangtua itu termasuk dalam golongan yang "merasa minder dan malu karena anaknya autistik".

Lebih fatal lagi apabila autistik disamakan dengan gangguan jiwa. Sungguh berbahaya bagi anak-anak autistik karena dapat memengaruhi kesehatan batin mereka. Bayangkan apabila para penderita autisme dirundung tiada henti dengan seloroh "sakit jiwa". Alangkah!

Maka dari itu, mohon maaf Pak Menteri kalau saya meradang. Pertanyaan saya sekarang, apakah benar Pak Menteri menyatakan demikian? Jika benar, saya berharap Pak Menteri lebih tangkas menjauhi tabiat ceroboh dan sembrono. Itu kalau benar.

Bagaimana kalau ternyata Pak Menteri tidak mengeluarkan pernyataan tersebut? Kalau melihat tayangan video yang sudah ditilik tujuh ribuan pemirsa, tidak ada potongan pernyataan seperti itu saat Pak Menteri berpidato.

Hanya saja, video tersebut tidak menayangkan sambutan Pak Menteri secara utuh. Hal ini dapat menimbulkan keraguan atau kesangsian. Jangan-jangan Admin @Acuantodaycom yang bikin-bikin pernyataan memerihkan dan mendidihkan hati.

Jikalau benar begitu, Admin akun yang mengekspos video patut dimintai pertanggungjawaban. Selain memfitnah Pak Menteri, Admin juga menyesatkan dan menjerumuskan persepsi saya. Tentu saja, menyesatkan dan menjerumuskan netizen lain.

Akan tetapi, saya agak bimbang andaikata benar Admin yang keliru menaja narasi. Masak iya asap muncul sendiri tanpa ada api selaku pemicu? Entahlah.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun