Jangan kaget. Judul yang saya pakai dalam artikel ini bukan kata yang lazim Anda baca. Alih-alih memakai sepak bola, saya malah menggunakan bola sepak. Bisa begitu? Ya, bisa saja. Hitung-hitung penyegaran kosakata.
Santailah. Saya asal-asalan saja menggunakan bola sepak. Malah sempat kepikiran menggunakan bola kaki. Kenapa? Kita semua tentu tahu bahwa dalam olahraga ada juga bola tangan. Nah, kata kaki bisa mewakili kepala, bahu, atau paha. Itu alasan pertama.
Alasan kedua adalah demi konsistensi. Saya percaya bahwa Anda pasti kenal dan tahu bola voli atau bola basket. Jika kita konsisten dalam membentuk istilah olahraga, mestinya kita juga bersedia menerima bola sepak.
Mudah-mudahan dua alasan tersebut bisa masuk akal. Itu pun kalau Anda bersedia memasukkannya ke dalam akal Anda. Kalau tidak, ya, tidak apa-apa. Lagi pula, tema utama yang kali ini ingin saya udar adalah mengindonesiakan istilah bola sepak. Iya, iya, sepak bola.
Bagaimana jika umpat matang itu berasal dari pemain lawan? Sebut saja kiper atau bek yang keliru mengoper bola sehingga lawan dapat menguasai bola dan mencetak gol. Nah, itu bukan asis namanya. Itu tergolong kebodohan hakiki. Istilah singkatnya, blunder.
Intersep. Itu kata kedua. Asalnya masih dari bahasa Inggris. Kata intersep termasuk dalam kata kerja. Maknanya adalah 'memotong laju bola ketika bola berada dalam penguasaan lawan atau saat diumpan kepada pemain lawan yang lain'. Jika bola berhasil diblok, itulah intersep.
Bagaimana contoh penggunaannya dalam kalimat? Silakan tilik infografis di bawah ini.
Remontada juga bisa digunakan untuk kesebelasan yang berhasil membalikkan keadaan dari tertinggal menjadi menang dalam satu pertandingan. Dalam bahasa Inggris disebut (to) comeback. Adakah contoh penggunaan remontada dalam kalimat? Ya, saya sediakan contoh sederhana pada gambar berikut.
Biasanya rondo dilakukan saat latihan rutin. Pemain membetuk lingkaran. Dua atau tiga orang menjadi pengejar bola, sedangkan pemain lain bertugas menguasai dan mengoper bola supaya tidak jatuh le tangan pendekar jahat. Maksud saya, pemain yang bertugas mengejar dan merebut bola.
Pesepak bola asal Brazil kerap memamerkan teknik sombrero. Neymar Jr. dan Coutinho di antaranya. Bagaimana cara menggunakan kata itu di dalam kalimat? Silakan lihat contohnya.
Luis Suarez, misalnya. Pemain yang baru saja didepak secara "menyedihkan" oleh manajemen Barca itu tercatat sebagai topskor ketiga sepanjang sejarah klub. Untung ada Ansu Fati, penyerang dengan gocekan dan sontekan maut yang berpontensi menjadi legenda klub.
Selanjutnya, kita berpindah pada istilah-istilah jumlah gol. Saya sering merasa kasihan melihat teman jurnalis dan Kompasianer keteteran menerjemahkan kata seperti brace, hattrick, atau quattrick. Jika Anda sering menulis artikel tentang sepak bola, boleh juga bola sepak, silakan simak istilah berikut.
Jika seorang pemain berhasil mencetak dua gol dalam satu laga, baik berurutan maupun berseling, dua gol itulah yang disebut brace. Dalam bahasa Indonesia, kita boleh menggunakan kata dwigol. Kalau ada tiga gol, silakan menggunakan istilah trigol atau hetrik.
Bagaimana jika empat gol? Kita boleh memakai kata tetragol atau kuatrik. Kalau ada seorang pemain yang berhasil mencetak lima gol dalam satu laga maka gunakanlah pentagol atau kuintrik. Bagaimana jika enam gol atau double hattrick? Silakan pakai kata heksagol.
Inilah kata ke-14. Pedalada. Istilah yang gurih di telinga itu bermakna 'menggiring bola sambil menari-narikan atau menggerak-gerakkan kaki di atas bola untuk mengelabui pemain lawan'. Coba, siapa pemain yang terlintas di pikiran Anda? Ronaldo. Ya, Cristiano Ronaldo.
Rabona. Kata ini juga lezat dibaca. Jika Anda masih mendapati zaman keemasan Ronaldinho, Anda pasti sering melihat "penyihir dari Brazil" itu 'menendang bola dengan cari menyilangkan kaki yang dipakai untuk menyepak di belakang kaki yang digunakan sebagai tumpuan'.
Selanjutnya, rolet. Keahlian merolet tergolong teknik level dewa. Seorang pemain yang menggocek bola akan memutar badannya sambil berdiri di atas bola. Lawan terkecoh, gocekan jalan terus. Jika Anda tidak menguasai teknik rolet dengan baik, ini sekadar informasi saja, Anda bisa-bisa terjengkang.
Anda boleh memakai kata menggiring atau melantan. Maknanya sama, yakni 'membawa, menjaga, dan menguasai bola sambil berlari'. Itu menggunakan kaki. Kalau dalam bola basket yang memakai tangan, gunakan kata melantun untuk mengganti kata "men-dribble".
Padahal, mudah. Apabila Anda ingin menggambarkan kejadian 'menerjang dan menjegal kaki lawan untuk merebut bola atau menjatuhkan lawan', gunakanlah kata menggasak. Anda juga bisa memakai kata menjegal. Dua kata itu sah dan pas untuk menggantikan kata "men-tackle"Â dan takling.
Saya memang begitu orangnya. Sering keceplosan. Sering, ya, bukan suka. Sebab, suka tidak semakna dengan sering. Orang yang sering telat makan belum tentu suka terlambat makan. Orang yang sering disakiti belum tentu suka disakiti. []
Khrisna Pabichara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H