Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Kekentiran Engkong Felix

29 September 2020   14:06 Diperbarui: 29 September 2020   14:39 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawan, jangan coba-coba mengajak Engkong Felix bergabung dengan komunitas Anda. Bahaya. Apa pun model komunitas Anda, baik daring maupun luring, buang jauh-jauh niat merayu Engkong Felix agar mau bergabung.

Eitz, tunggu dulu. Anda kenal Engkong Felix, kan? Nama akunnya Felix Tani. Ya. Beliau petani. Bukan petani seperti yang tebersit dalam bayangan Anda, melainkan "petani masalah". Hobi beliau menyemai bibit ricuh. Beliau hanya senang dan tenang apabila sukses memantik onar.

Demi kelanggengan dan ketahanan komunitas Anda, jauhkanlah beliau. Selain itu, demi keselamatan batin dan kebugaran pikiran Anda. Jika Anda langgar seruan saya, rasakan dan tanggung sendiri akibatnya.

Saya tidak mengada-ada. Saya sangat serius. Pernyataan saya bertumpu pada perasan perasaan dan endapan pengalaman. Saya tidak sedang mencemarkan nama baik beliau, tidak. Terlepas apakah beliau punya nama baik atau tidak, saya ngomong apa adanya. Tumpuan saya alasan empirik dan argumen ilmiah.

Coba tilik infografis di bawah ini.

Jika tujuan Anda berkomunitas adalah berbagi inspirasi dan bertukar informasi, dua tujuan itu tidak ada dalam benak Engkong Felix. Alih-alih membagi dan menukar, beliau terbiasa memecah pikiran dan membelah gagasan. Jika anggota komunitas Anda lemah otak, ambyar semuanya.

Mengapa saya berkata demikian? Engkong Felix itu sosiolog yang merasa dirinya filsuf. Beliau tidak sok tahu atau merasa paling pintar, tetapi beliau memahami teori dekonstruksi. Otaknya sangat memadai untuk membongkar isi benak Anda.

Selain itu, beliau mata-mata yang dapat menyidik isi hati. Sebut saja intel paling intel. Intinya inti. Beliau memang bukan tukang pamer atau juru puji, tetapi beliau menguasai teori deaneksasi. Alih-alih berbagi, Anda bisa berseteru dengan hati nurani gara-gara keberadaan beliau. Jika anggota komunitas Anda lemah batin, ambrol semuanya.

Sekarang tolong simak infografis berikut.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Itu saripati pengalaman saya. Sebelum bertemu dengan Engkong Felix, kehidupan otak saya aman-aman saja. Saya punya banyak teman dan lawan yang sekarakter dengan beliau. Hanya saja, beliau punya spesifikasi "juru bongkar fondasi". Jika ada coran yang salah campuran, bakal retak di mana-mana.

Saya sudah puluhan tahun bertungkus lumus di dunia kepenulisan. Saya sudah bertemu dengan aneka rupa tabiat editor dan pembaca. Namun, pertemuan dan pertemanan dengan beliau menghadirkan suasana batin yang baru. Semacam benci, tetapi rindu.

Bayangkan andai komunitas Anda berbasis penulis. Anggaplah anggotanya sudah matang dan gosong soal tulis-menulis. Lalu masuklah Engkong Felix dengan segala kekentiran dan keanuannya. Diskusi bubar. Diskursus rompal. Debat kacau.

Apalagi kalau anggota komunitas Anda terdiri atas 90% penulis pemula. Oh, kiamat di depan mata. Dalam rentang seminggu, 60% penulis pemula itu mengumumkan berhenti menulis. Sebanyak 35% masuk rehabilitasi cita-cita dan hanya 5% yang berpotensi terus menulis.

Apakah kekentiran dan keanuan Engkong Felix sama sekali tiada berguna?

Bukan. Bukan begitu arah pernyataan saya. Itu prasangka yang banyak benarnya. Itu praduga yang hampir mendekati kebenaran. Sahih datanya. Absah faktanya. Jika Anda tidak percaya, baiklah saya beberkan isi otak Engkong Felix mana yang dapat membahayakan kelangsungan hidup komunitas Anda.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi

Jika komunitas Anda terdiri atas sekawanan pembaca buku, kehadiran Engkong Felix benar-benar malapetaka. Beliau tidak akan menanyakan berapa banyak buku yang sudah Anda baca, tidak. Jangan harap juga beliau memuji jenis buku yang Anda baca, jangan.

Beliau akan duduk di hadapan Anda dengan satu pertanyaan: Tahukah Anda bahwa membaca bagi Anda adalah kesia-siaan yang sempurna? Anda tidak perlu bertahan atau berlindung di balik alasan "membaca buku itu banyak manfaatnya".

Beliau tidak akan menanyakan satu saja dari "banyak manfaat" itu. Beliau akan mengorek siapa saja selain Anda yang sudah menerima manfaat dari buku yang Anda baca. Sudah paham? Artinya, selama anggota komunitas Anda hanya berisi orang-orang yang doyan pamer atau sekadar centeng reputasi, beliau tidak Anda butuhkan.

Giliran infografis di bawah ini yang penting Anda telaah.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Jika Anda memaksa diri tetap bersikukuh menyeret Engkong Felix ke dalam komunitas Anda, simak baik-baik empat sikap di atas yang mesti dimiliki oleh anggota komunitas Anda. Gelas Anda tidak boleh kosong. Gelas Anda sudah harus berisi sebelum Anda bertemu dengan beliau. Gelas itu adalah otak dan hati Anda.

Jika Anda tipe orang yang getol mengoceh dan mau mendominasi perhatian, hentikan angan-angan mengajak beliau. Jika Anda termasuk orang yang hanya mau menyimak dan diam-diam mencolong ilmu, sia-sia mengangankan beliau berada di komunitas Anda.

Itu belum cukup. Kalau komunitas Anda berisi para ahli sanggah tanpa dalih memadai, beliau tidak cocok bergabung. Kalau komunitas Anda disesaki oleh anggota paduan suara yang hanya suka melantangkan koor sepakat, beliau tidak boleh bergabung.

Terakhir, perhatikan dengan cermat infografis berikut.

felix-6-5f72dc0e8c249c346c7840e2.jpg
felix-6-5f72dc0e8c249c346c7840e2.jpg
Anda boleh menyeret Engkong Felix ke dalam komunitas Anda jikalau empat syarat di atas tercukupi. Anggota komunitas mesti terdiri atas orang-orang yang kaya gagasan, bukan pengemis ide. Mereka juga mesti siap melihat sesuatu dari cakrawala pandang berbeda, bukan pemuja "merasa benar sendiri".

Jika anggota komunitas Anda sebatas merasa cukup dari satu arah pandang, beliau pelan-pelan akan membunuh kalian. Jika anggota komunitas Anda sebatas merasa puas dengan apa yang dipunyai, ia akan menindas tanpa kalian sadari.

Begitulah Engkong Felix. Dengan segala kekentiran dan keanuannya, beliau bisa menjadi kawan dan lawan pada saat bersamaan. Beliau bisa memotivasi sekaligus menghancurkan semangat. Beliau bisa membangun sekaligus merusak.

Masalahnya bukan pada Engkong Felix, melainkan pada anggota komunitas. Selama komunitas disesaki oleh tukang gosip penjual isu murahan, ajak orang lain saja. Selama komunitas dipenuhi oleh para pemuja stagnasi, ajak orang lain saja.

Sekarang tilik komunitas Anda. Berapa banyak anggota komunitas Anda yang cocok dengan tabiat Engkong Felix? Satu lagi. Berapa banyak anggota komunitas Anda yang sekarakter dengan beliau? Moga-moga bukan Prof. Pebri yang menjawab dua pertanyaan di atas. []

Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun