Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Kekentiran Engkong Felix

29 September 2020   14:06 Diperbarui: 29 September 2020   14:39 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan andai komunitas Anda berbasis penulis. Anggaplah anggotanya sudah matang dan gosong soal tulis-menulis. Lalu masuklah Engkong Felix dengan segala kekentiran dan keanuannya. Diskusi bubar. Diskursus rompal. Debat kacau.

Apalagi kalau anggota komunitas Anda terdiri atas 90% penulis pemula. Oh, kiamat di depan mata. Dalam rentang seminggu, 60% penulis pemula itu mengumumkan berhenti menulis. Sebanyak 35% masuk rehabilitasi cita-cita dan hanya 5% yang berpotensi terus menulis.

Apakah kekentiran dan keanuan Engkong Felix sama sekali tiada berguna?

Bukan. Bukan begitu arah pernyataan saya. Itu prasangka yang banyak benarnya. Itu praduga yang hampir mendekati kebenaran. Sahih datanya. Absah faktanya. Jika Anda tidak percaya, baiklah saya beberkan isi otak Engkong Felix mana yang dapat membahayakan kelangsungan hidup komunitas Anda.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi

Jika komunitas Anda terdiri atas sekawanan pembaca buku, kehadiran Engkong Felix benar-benar malapetaka. Beliau tidak akan menanyakan berapa banyak buku yang sudah Anda baca, tidak. Jangan harap juga beliau memuji jenis buku yang Anda baca, jangan.

Beliau akan duduk di hadapan Anda dengan satu pertanyaan: Tahukah Anda bahwa membaca bagi Anda adalah kesia-siaan yang sempurna? Anda tidak perlu bertahan atau berlindung di balik alasan "membaca buku itu banyak manfaatnya".

Beliau tidak akan menanyakan satu saja dari "banyak manfaat" itu. Beliau akan mengorek siapa saja selain Anda yang sudah menerima manfaat dari buku yang Anda baca. Sudah paham? Artinya, selama anggota komunitas Anda hanya berisi orang-orang yang doyan pamer atau sekadar centeng reputasi, beliau tidak Anda butuhkan.

Giliran infografis di bawah ini yang penting Anda telaah.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Jika Anda memaksa diri tetap bersikukuh menyeret Engkong Felix ke dalam komunitas Anda, simak baik-baik empat sikap di atas yang mesti dimiliki oleh anggota komunitas Anda. Gelas Anda tidak boleh kosong. Gelas Anda sudah harus berisi sebelum Anda bertemu dengan beliau. Gelas itu adalah otak dan hati Anda.

Jika Anda tipe orang yang getol mengoceh dan mau mendominasi perhatian, hentikan angan-angan mengajak beliau. Jika Anda termasuk orang yang hanya mau menyimak dan diam-diam mencolong ilmu, sia-sia mengangankan beliau berada di komunitas Anda.

Itu belum cukup. Kalau komunitas Anda berisi para ahli sanggah tanpa dalih memadai, beliau tidak cocok bergabung. Kalau komunitas Anda disesaki oleh anggota paduan suara yang hanya suka melantangkan koor sepakat, beliau tidak boleh bergabung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun