Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apakah Anda Pilih Tepercaya atau Terpercaya?

25 September 2020   12:43 Diperbarui: 25 Mei 2021   13:17 5304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan kata tepercaya dan terpercaya (Dokumen Olah Pribadi)

Tenang, Kawan. Ini bukan soal pilih-memilih dalam Pemilukada Serentak 2020. Bukan juga Pilkada "Serem, Pak" (baca tanpa tanda koma). Ini sekadar memilih satu di antara dua kata. Apakah Anda memilih tepercaya atau terpercaya?

Anda ragu? Baiklah. Tidak usah rongseng. Santai saja. Kita bertemu lagi dalam obrolan ringan tentang bahasa Indonesia. Tanpa Lema, sebab ia masih berkutat dengan rasa lapar dan sakit perut yang tidak tepermanai.

Dua kata di atas disodorkan kepada saya oleh Romo Bobby. O ya, akun beliau di Kompasiana adalah Ruang Berbagi. Sebenarnya pertanyaan beliau seperti ini. Mengapa penulisan terpercaya menjadi tepercaya? Ya. Saya kerap menerima pertanyaan seperti itu, jadi sekalian saja saya udar. Biar kita bisa belajar bareng-bareng.

Kira-kira kita akan mulai dari mana? Ah, beginilah kalau Lema absen. Otak saya somplak semenjak Lema terus-terusan tirah baring alias bedrest. Dulu ia terkena tengkes. Anda tahu tengkes? Anak-anak Jaksel dan orang-orang kesehatan biasa menyebutnya stunting.

Waw! Akhirnya saya temukan pintu masuk ulasan. Langsung saja, ya. Biar terkesan cerdas, Sobat, saya akan membawa-bawa morfologi. Itu, lo, ilmu linguistik yang mempelajari pembentukan kata atau morfem dalam bahasa tertentu.

Baca juga : Kata Asing yang Diserap ke Dalam Bahasa Indonesia

Apabila morfologi diibaratkan sebatang pohon, ia punya cabang bernama morfofonemik. Nah, cabang morfofonemik melahirkan pelesapan fonem. Apa hubungannya dengan tepercaya atau terpercaya? Jelas ada. Malah berkaitan erat. Tidak percaya? Mari kita oprek.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Jadi begini. Pada saat kita melakukan afiksasi atau pengimbuhan /ter-/ ke dalam kata dasar dengan suku kata pertama yang diakhiri huruf /r/, suka tidak suka kita harus melesapkan huruf /r/ pada /ter-/. Ingat kuncinya: kata dasar, akhir suku pertama /r/, bertemu imbuhan /ter-/, konsonan /r/ lesap.

Hal serupa terjadi ketika kita melakukan afiksasi /ber-/ ke dalam kata dasar yang suku kata pertamanya mengandung bunyi/-er/, suka tidak suka kita harus melesapkan huruf /r/ pada /ber-/. Ingat kuncinya: kata dasar, suku pertama mengandung /-er/, bertemu imbuhan /ber-/, konsonan /r/ lesap.

Ayo, kita bermain-main dengan kata. Ambil contoh kata dasar pergok. Suku katanya ialah per-gok. Lihat, ada bunyi /-er/ pada per. Bedakan dengan perabot karena perincian suku katanya adalah pe-ra-bot. Lihat, bunyi /r/ terletak pada suku kata kedua. Sudah jelas? Asyik. Begitu, dong.

Selanjutnya, kita bubuhkan awalan /ter-/ maka kita dapatkan ter-per-gok. Berdasarkan kaidah pelesapan fonem maka /r/ pada /ter/ harus kita lesapkan. Hasilnya menjadi: te-per-gok. Apa arti dari tepergok? Ini: 'tanpa sengaja kedapatan, kelihatan, atau ketahuan oleh orang lain saat melakukan sesuatu'. Kata itu kerap disalahkaprahkan menjadi "kepergok".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun