Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Tahukah Anda, Ada 159 Kata Tak yang Penulisannya Harus Digabung?

24 September 2020   20:22 Diperbarui: 24 September 2020   22:05 3829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana dengan bentuk terikat yang lain, jika merujuk pada PUEBI, penulisan bentuk terikat "tak" juga digabung dengan kata yang mengikutinya. Sementara itu, penulisan "tak" yang tergolong bentuk bebas tentu saja ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Bagaimana membedakan antara "tak" bentuk terikat dan bentuk bebas? 

Kita ambil cara pertama. Lihat kata yang mengikutinya. Kata dasar yang mengikuti bentuk terikat "tak" adalah kata sifat. Oke? Itu dulu. Dengan begitu, "tak makan" pasti dipisah. Kenapa bisa begitu? Jawabannya, Karena kata makan termasuk kata kerja.

Sekarang bandingkan dengan kata sifat adil. Ketika mengikuti "tak", kata adil mesti dirangkaikan dengan kata "tak". Penulisannya takadil. Hal serupa berlaku pada kata enak. Jika mengikuti kata "tak" maka penulisan enak mestinya digabung. Hasilnya: takenak.

Bagaimana dengan kata "ada"? Bukankah "ada" termasuk kata kerja? 

Betul. Kata ada termasuk kata kerja. Meski begitu, penulisannya digabung. Begitukah? Ya. Dalam bahasa Indonesia ada kata yang diperlakukan berbeda dengan kata yang lain. Contohnya mempunyai. Jika merujuk pada kaidah pelesapan, mestinya "memunyai". Itulah makna dari pembedaan atau pengecualian.

Semoga langkah kedua ini bisa dicerna, semoga. 

Apakah hanya kata sifat saja yang digabung dengan "tak" dalam bentuk terikat? Tidak. Kata kerja juga bisa, dengan catatan sudah mendapat imbuhan berupa awalan. Kata kuncinya: awalan /ber-/ dan /ter-/. Dua awalan itu membentuk kata kerja.

Contoh: takberarti; takberfungsi; takberharap. Contoh lagi: takterbaca; taktercampur; taktersedia. Perhatikan kata dasarnya masing-masing, yakni arti, fungsi, harap, baca, campur, dan sedia. Kata-kata itu dibubuhi awalan /ber-/ dan /ter-/.

Bagaimana dengan awalan lain? Masih ada. Beberapa kata yang berawalan /se-/ mesti digabung jika mengikuti kata 'tak". Misal: seimbang; selaras; sepadan. Penulisannya: takseimbang; takselaras; taksepadan. Perhatikan, kata dasarnya adalah imbang, laras, dan padan.

Apakah langkah-langkah itu sudah memudahkan Anda untuk mengetahui mana yang digabung dan dipisah? Saya yakin belum. Kenapa? Bukan perkara mudah untuk langsung tahu dalam sekali baca atau sekali tulis. Perlu pembiasaan. Ribet? Ya. Itu kalau kita, Anda dan saya, belum atau tidak terbiasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun