Senin. 21 September 2020. Setelah diterpa badai kritik, setelah dianggap gagal menangani pandemi korona, setelah merasa taklayak, Menteri Kesehatan Republik Ceko, Adam Vojtech, mengundurkan diri. Dirilis expats.cz, pengumuman pengunduran diri Adam Vojtech disampaikan oleh Perdana Menteri Republik Ceko, Andrej Babis.
Tentu saja kita boleh beranggapan bahwa penanganan pandemi korona bukan tanggung jawab satu pejabat, melainkan tanggung jawab seluruh unsur dalam pemerintahan.Â
Bahkan, termasuk masyarakat. Namun, menteri kesehatan di suatu negara niscaya pemimpin terdepan dalam penanganan korona. Itulah dalih terkuat bagi Adam untuk mengundurkan diri.
Lain lubuk lain ikan, lain Adam lain Terawan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia tampaknya adem ayem saja. Bukan hanya menampakkan wajah yang tenang tenteram, melainkan juga mengelak dari tudingan bahwa Kementerian Kesehatan sebagai Klaster Kantor. Bayangkan seandainya Terawan yang berada di posisi Adam. Mungkin pantatnya sudah berasap, kecuali memang Terawan berkuping kuali.
Mari kita sisir perbandingan antara pasien korona di Republik Ceko dan Republik Indonesia.
Dalam laporan perkembangan kasus, Minggu (20/9/2020), pasien korona di Ceko bertambah 985 kasus, sedangkan di Indonesia bertambah 3.989 kasus. Sungguh jauh panggang dari api. Sungguh jauh pula bentuk pertanggungjawaban antara Adam dan Terawan.
Sekarang mari kita tilik perbandingan jumlah kasus baru dalam kurun 14 hari terakhir, yakni 8 s.d. 21 September 2020. Jika jumlah kasus baru di Ceko mencapai 21.138 kasus, sedangkan di Indonesia menyentuh angka 51.863 kasus baru. Sungguh jauh semut dari gula.
Dapatlah kita bayangkan andaikan Adam adalah Menteri Kesehatan RI. Mengingat slogan "mahabenar warganet dengan segala komentarnya", mungkin kuping Adam sudah berasap. Bukan apa-apa, kita sedang berhadap-hadapan dengan musuh tanpa bayangan. Sayang sekali, Terawan Agus Putranto bukan Adam Vojtech.