"Apakah LPDP baru belakangan mengenakan upaya pengenaan sanksi ini? Jelas tidak! Hal ini berlaku kepada seluruh alumni, termasuk VKL. Jadi jangan dibalik seolah karena aktivitas VKL maka LPDP dipakai sebagai alat politik," ungkap Prastowo melalui cuitan di Twitter (Kamis, 13/8/2020).
"Dengan ini saya ingin camkan bahwa saya dibiayai kuliah bukan oleh pemerintah Indonesia, tetapi oleh rakyat Papua." Begitu pernyataan haru Veronica.
Kisah seteru terus mengalir deras. Di riuh rendah sengkarut itu, orang-orang Papua menunjukkan satu hal: cinta. Veronica mendapatkan dua hal, yakni (1) mengembalikan dana beasiswa, dan (2) mendapatkan cinta dan kepercayaan rakyat Papua.Â
Apa pun alasan penagihan dana beasiswa Veronica, utang akan lunas hari ini. Rakyat Papua membayar kontan demi Veronica. Terlepas dari simpang siur kabar yang berseliweran, bagi saya, aksi pengumpulan uang oleh rakyat Papua sungguh mengharukan dan menakjubkan.
Dibanding cinta, uang tiada artinya bagi rakyat Papua. Mereka tunjukkan cinta yang begitu kuat kepada Veronica, sampai-sampai lembaran dua ribuan menjelma ratusan juta. Cinta rakyat Papua telah unjuk gigi sekaligus unjuk gigih.
Atas nama cinta, rakyat Papua mengumpulkan uang demi Veronica. Entah apa yang akan terjadi nanti siang. Apakah pemerintah akan menerima uang tersebut? Baik menerima ataupun menampik, aksi rakyat Papua sebenarnya sudah menampar pemerintah. Tamparan yang sangat keras, karena rakyat Papua membela Veronica--yang juga lantang membela mereka.
Salam takzim, Khrisna Pabichara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H