Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kompasianer dan Paragraf Pembuka

7 September 2020   23:21 Diperbarui: 9 September 2020   13:20 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian pertama "Pernyataan Puan Maharani" dan bagian kedua "rupanya berdampak panjang". Bisa saja kalimat itu diubah menjadi seperti ini. Pernyataan Puan Maharani rupanya berdampak panjang. Masalah kelar? Belum. Masih janggal. Pernyataan apa yang dikeluarkan oleh Puan dan menimbulkan dampak yang panjang? Itu gugatan pertama.

Ini gugatan kedua. Fery abai pada medan makna "dampak". Kata "dampak" berhubungan dengan hal atau sesuatu yang memberikan pengaruh kuat. Dalam hal pengaruh, penekanan yang pas adalah singkat, sedang, atau lama. Boleh juga pampat, sedang, atau luas. Bukan pendek, sedang, atau panjang. Ribet? Tidak juga. Kita saja yang kerap enggan mengasah kepekaan gramatikal dan leksikal.

Sudah selesai? Belum. Kalaupun kalimatnya kita ubah menjadi "pernyataan Puan Maharani rupanya berdampak lama", itu tidak serta-merta menyelesaikan celah keliru. Kenapa? Karena dalam tiap paregraf harus selalu ada satu kalimat utama. Perhatikan kalimat anggitan Fery. Tidak jelas yang mana kalimat utama dan yang mana kalimat penjelas. Kenapa demikian? Karena itu tadi, seperti bermain lompat jangkit.

Bagaimana memperbaikinya? Begini. Kita cermati dulu akar kekeliruannya. Terangkan dengan ringkas dan jelas apa isi pernyataan Puan sehingga dampaknya terasa lama. Setelah itu, uraikan dengan singkat dan padat apa dampak pernyataan itu atau siapa dan bagaimana dampak itu bisa terjadi.

Hasilnya bisa begini.

Pernyataan Puan Maharani, semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Pancasila, ternyata berbuntut panjang.

Ada dua perbaikan yang saya lakukan agar paragraf pembuka di atas jadi efektif, yakni (1) saya tambahkan isi pernyataan Puan sehingga kalimat utama lebih tedas dan tandas, serta (2) saya buang kata yang berpotensi mengaburkan makna. Perhatikan berdampak panjang yang saya sunting menjadi berbuntut panjang.

Persoalan berikut pun tiba. Kalimat kedua masih harus dibenahi. Ingat, kalimat penjelas adalah kalimat yang kita gunakan untuk menguraikan kalimat utama. Itu sebabnya dalam satu paragraf setidaknya ada tiga atau empat kalimat. Satu kalimat utama dan sisanya kalimat penjelas.

Mari kita pereteli paragraf pembuka Mas Fery.

Pernyataan Puan Maharani tentang Sumatera Barat semoga menjadi provinsi yang mendukung Pancasila ternyata berbuntut panjang. Paslon cagub-cawagub yang diusung oleh PDIP, Mulyadi-Ali, merasa tersinggung sehingga mengembalikan Surat Keputusan Dukungan kepada PDIP. Akhirnya PDIP memutuskan tidak ikut berpartisipasi dalam Pilgub Sumatera Barat.

Bagaimana rasa bacanya sekarang? Apakah masih terkinjat-kinjat atau sudah lancar? Apakah kalimat pokok "pernyataan Puan Maharani" sudah terurai dengan gamblang oleh kalimat penjelas? Apakah kalimat penjelas sudah membeberkan dampak dari pernyataan Puan Maharani?

O ya, saya hanya membalik posisi kalimat dan mengubah beberapa kata agar rasa baca dan maknanya lebih mudah dicerna.

Sekarang kita ulas tulisan Nazar, teman Kompasianer yang demam masak-memasak. Silakan amati infografis berikut yang berisi paragraf pembuka yang saya comot dari artikel Nazar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun