Bandingkan dengan makna lema gigolo yang dimarkah begitu lembut dan sopan, yakni 'laki-laki bayaran yang dipelihara wanita sebagai kekasih'. Makna kedua juga begitu, yakni 'lelaki sewaan untuk pasangan berdansa'. Sungguh terang benderang ketimpangannya.
Dalam kehidupan sehari-hari ada juga laki-laki yang melacur. Jadi, seyogianya markah makna 'perempuan' pada lema pelacur dibuang atau diganti. Tidak sulit, kok. Cukup tukar kata "perempuan" dengan "orang". Kelar perkara.
Baca juga : Hak Asasi Perempuan di Zaman Minim Kesetaraan Gender
Hasilnya: pelacur n orang yang melacur.
Kalau Anda laki-laki, tidak perlu cemas. Dalam KBBI, jumlah lema dalam kelompok medan makna prostitusi lebih banyak tertuju pada perempuan. Jumlahnya jauh pungguk dari bulan. Sangat timpang. Amat sangat timpang. Teramat sangat timpang!
(3)
Benarkah jumlah lema untuk kelompok medan makna prostitusi leboh condong pada wanita? Ya. Jawaban saya singkat dan tegas. Kalau Anda tidak percaya, silakan tilik kata-kata berikut.
Bohsia 'wanita muda yang suka mengobral seks ...'. Cabo 'wanita tunasusila; perempuan lacur; pelacur; sundal'. Gerempang 'perempuan jalang'. Gongli 'gadis yang melacurkan diri untuk kesenangan semata-mata ...'. Jobong 'perempuan lacur'. Pendayang 'perempuan lacur'. Loki '(perempuan) pelacur'. Lonte 'perempuan jalang; pelacur; ...'
Itu baru sebagian yang saya cantumkan dalam artikel ini. Masih banyak yang lain. Anda pasti pernah mendengar gabungan kata ayam kampung. Makna kiasnya adalah 'gadis desa yang dijadikan pelacur'. Ada pula ayam kampus yang berarti 'mahasiswi yang merangkap sebagai pelacur'.
Bagaimana dengan laki-laki? Sedikit. Hanya ada satu kata. Gigolo. Itu pun dengan makna yang diperhalus. Dari satu medan makna saja sudah kentara ketidakadilan gender itu.
Gabungan kata untuk lema laki-laki hanya satu, yakni laki-laki jemputan yang bermakna 'laki-laki yang dipilih dan diambil menjadi menantu'. Coba perhatikan definisinya. Elok nian maknanya. Dipilih dan diambil jadi menantu. Asyik, kan?