(1)
Dalam KBBI V, definisi gender adalah 'jenis kelamin'. Timbul pertanyaan. Apa arti jenis kelamin? Kalau kita ulik KBBI, jenis kelamin adalah 'sifat atau keadaan jantan atau betina'. Makna tersebut masih sangat potensial dikembangkan karena pengertian gender tidaklah sesederhana itu. Makna gender lebih dari sekadar jenis kelamin.
KBBI menerakan definisi jenis kelamin dan gender sebagai sesuatu yang mirip atau serupa. Padahal, berbeda. Gender merupakan perbedaan konstruksi sosial antara laki-laki dan perempuan, sedangkan jenis kelamin adalah pembedaan biologis belaka.
Sekadar pembanding, Fakih (2001: 7) menyebut gender sebagai sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan baik secara sosial maupun kultural. Makna gender di mata Fakih jelas bukan semata-mata yang satu jantan dan yang satu betina. Artinya, gender memiliki makna yang lebih luas dibanding jenis kelamin.
Bagaimana dengan konsep gender dalam dunia kebahasaan? Saya sodorkan satu pendapat saja. Hellinger dan Bubmann (2001: 6--11) mengemukakan konsep kategori gender yang mencakup gender gramatikal (grammatical gender), gender leksikal (lexical gender), gender referensial (gender referential), dan gender sosial (social gender).
Baca juga : Tentang Seksisme, Ketika Pola Pikir Terkotak oleh Gender
Coba ganti kata gender dengan jenis kelamin pada frasa di atas. Hasilnya buruk. Silakan baca pelan-pelan: jenis kelamin gramatikal, jenis kelamin leksikal, jenis kelamin referensial, dan jenis kelamin sosial. Janggal banget.
Jika merujuk pada pendapat Hellinger dan Bubmann, kita dapat membedakan tipe gender dalam bahasa Indonesia ke dalam tiga kelas. Pembagiannya meliputi kelas maskulin, feminin, dan netral. Di sini makin jelas, izinkan saya ngotot sekali lagi, bahwa jenis kelamin dan gender tidaklah sama.
Dengan demikian, pantaslah kiranya jikalau para pekamus yang menyusun KBBI untuk duduk semeja dan merundingkan definisi baru untuk kata "gender".