Pertama, larangan berbicara dengan pers. Penduduk desa dilarang berhubungan dengan pers. Jika para kuli tinta berniat mengorek berita mengenai Huaxi, seperti laporan China Chronicle melalui Business Insider, hanya pendiri atau kerabat pendiri yang boleh diwawancarai jurnalis.
Otoritas pendiri desa sangat dominan. Huaxi memang sangat terbuka untuk dikunjungi turis dari dalam dan luar negeri, tetapi sangat tertutup dalam hal pemberian informasi. Pendiri desa tidak ingin kecolongan. Tidak heran bila akses internet sangat dibatasi demi menjaga kebocoran informasi.
Kedua, larangan menghamburkan harta sesuka hati. Sebanyak 2.000 penduduk terdaftar tinggal di vila megah dan mengendarai mobil mewah. Sebagai model desa sosialis, Huaxi memberikan fasilitas "wah" seperti perawatan kesehatan gratis, pendidikan, rumah mewah, mobil, dan setidaknya uang sejumlah 250.000 dolar US atau kira-kira Rp3,5 miliar di rekening bank keturunan penduduk asli.
Meski begitu, penduduk desa tidak leluasa menggunakan harta mereka. Rumah dan mobil tidak boleh dijual semau-maunya, tabungan tidak boleh ditarik sesuka-sukanya. Aturan penggunaan harta diawasi dengan ketat. Bahkan menarik uang di tabungan saja harus seizin otoritas desa.
Ketiga, larangan berfoya-foya di meja judi. Pendiri desa selaku pemegang otoritas sangat ketat dalam upaya melindungi harta warganya. Sekalipun Desa Huaxi dibangun dengan konsep desa modern, tetapi tidak ada kasino di sana. Jangankan kasino, bar dan kelab malam saja tidak ada.
Warga desa memang dikenai larangan berjudi. Warga juga dilarang keras mengonsumsi narkoba. Judi dan narkoba termasuk musuh bersama yang ditengarai dapat menguras harta. Mustahil juga bagi warga desa untuk berjudi di desa lain atau di Kota Shanghai, sebab mereka harus bekerja setiap hari. Tidak ada hari perei di sana. Tidak ada tagar #besoksenin di sana.
Itulah tiga misteri Desa Huaxi, desa terkaya di bawah kolong langit. Aturan ketat yang dikenakan kepada setiap warga ternyata membentuk kebiasaan hidup disiplin alih-alih mengekang batin. Hingga sekarang belum tersiar kabar ada warga desa yang bunuh diri.
Harta yang tidak seberapa akhirnya ludes di meja judi. Pulang ke rumah dengan rambut kusut dan langsung disambut omelan istri. Kerja serabutan, judi sekuat tenaga. Tabiat berjudi seolah-olah potret buram yang susah direproduksi.
Jumat, 22 Maret 2013. Penduduk Desa Huaxi berduka. Mereka berdiri di tepi jalan, melilitkan kain hitam di lengan, menunggui iring-iringan 20 kendaraan pengantar peti mati, membungkuk setengah badan, memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang pencetus Desa Surga Sosialis.
Wu Renbao, pensiunan Sekretaris Partai Komunis, wafat dalam usia 84 tahun setelah berjuang melawan kanker. Sebuah helikopter melayang di atas kepala mereka. Pencipta Desa Terkaya Sedunia telah tiada. Warga mengucapkan selamat jalan kepadanya.