Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dari Likuidasi Jokowi hingga Infrastruktur Senam

6 Juni 2019   09:00 Diperbarui: 7 Juni 2019   04:21 2533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI, Joko Widodo, berlebaran bersama masyarakat | Foto: Akun Twitter Joko Widodo

Mengapa keliru? Baiklah, kita tilik arti likuidasi. Arti singkatnya adalah "pembubaran perusahaan". Pihak yang melikuidasi disebut likuidator. Paslon 01 peserta pilpres, bukan perusahaan yang dapat dibubarkan gara-gara pailit. Bawaslu merupakan badan pengawas penyelenggaraan pemilu, bukan likuidator.

Semua muslim tahu bahwa takbir adalah bentuk pengagungan kita kepada Allah, bukan untuk membesarkan hati tokoh yang keliru berbicara. Kalau keliru, ya, tolong diingatkan. Hanya saja, mental mahabenar telanjur mengerak di batok kepala. Orang yang keliru saja ngoyo terus didukung, apalagi yang benar. 

Cawapres Paslon 02, Sandiaga Uno, berlari bersama masyarakat | Foto: Akun Twitter Sandiaga Uno
Cawapres Paslon 02, Sandiaga Uno, berlari bersama masyarakat | Foto: Akun Twitter Sandiaga Uno

Iktikaf Run
Menjelang akhir Ramadan, khususnya malam ganjil, ritual iktikaf merupakan amalan yang penting dilakukan oleh umat Islam.

Tersebutlah seorang tokoh politik, sekaligus cawapres Paslon 02, yang gemar berolahraga. Foto-foto saat beliau mengenakan kostum lari berserakan di media berita daring. Raga pemimpin memang harus sehat, jiwanya juga mesti prima. Berolahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan raga.

Beliau memang sudah rutin berlari pada malam hari setiap bulan Ramadan. Tahun ini juga begitu. Bedanya, tahun ini beliau mengumandangkan istilah baru. Iktikaf Run. Sontak warganet ricuh. Ada yang memuji, ada yang menguji.

Saya juga urun kicau di Twitter. Bukan karena nyinyir, melainkan karena harapan supaya bahasa Indonesia digunakan dengan tepat. Tidak lebih, tidak kurang. Bagaimanapun, sang tokoh adalah seorang idola. Kesalahan beliau berbahasa dapat memacu kekaprahan.

Terlepas dari makna iktikaf yang lekat dengan "diam" atau "berhenti", beliau menggunakan kata "run". Iktikaf juga kata yang berakar dari bahasa Arab, tetapi sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Jika kekeliruan membentuk istilah dibiarkan begitu saja, bisa-bisa beliau mempertebal mental keminggris alias sok nginggris atau keinggris-inggrisan.

Televisi milik orang Indonesia, penyiar dan pegawainya orang Indonesia, siarannya berbahasa Indonesia, penontonnya juga orang Indonesia, tetapi nama acaranya berbahasa Inggris. Mal di Indonesia, pengunjungnya kebanyakan orang Indonesia, tetapi nama malnya berbahasa Inggris. Sedih, kan?

Lagi pula, iktikaf dan run laksana air dan minyak. Susah disatukan, sukar dipadukan. Yang pertama tidak meninggalkan tempat, yang kedua harus banyak bergerak. Memang sang tokoh sudah menjelaskan bahwa makna iktikaf run adalah "berlari ke tempat iktikaf". Sampai di masjid napas ngos-ngosan dengan bonus keringatan.

Beda perkara jika arti dari iktikaf run adalah "diam-diam lari" atau "lari diam-diam". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun