Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kecerdasan Emosional dan Gaya Berkabung Prabowo

4 Juni 2019   03:50 Diperbarui: 4 Juni 2019   11:37 13820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto memberikan keterangan pers seusai takziah di Puri Cikeas | Foto: Kompas/Kristian Ertanto

Lebih lanjut, Goleman menandaskan bahwa kecerdasan emosional berpaut erat dengan kemampuan mengenali perasaan (baik perasaan sendiri maupun perasaan orang lain), menyemangati diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik. 

Adapun kemampuan mengelola emosi terkait pada emosi terhadap diri sendiri dan emosi ketika berhubungan dengan orang lain.

Seorang dokter, misalnya, harus piawai mengenali perasaan pasiennya. Semenjengkelkan apa pun si pasien, sang dokter mesti jago mengelola emosi. Seorang pemimpin juga harus mahir membaca perasaan anak buahnya. Semembangkang apa pun si anak buah, sang pemimpin harus pandai menata emosi.

Setelah Pemilu 2019 beserta serentet peristiwa pilu yang menyertainya berlalu, kecerdasan emosional kita merosot sangat drastis. Tidak sedikit pemimpin, termasuk tokoh agama, yang cekatan membakar emosi pengikutnya tetapi sangat lamban memadamkannya. Yang mencuat ke permukaan bukanlah kecerdasan emosional, melainkan kecergasan mencuci tangan.

Pak SBY saat menyampaikan keberatannya atas pernyataan Pak Prabowo | Foto: Kompas/Kristian Ertanto
Pak SBY saat menyampaikan keberatannya atas pernyataan Pak Prabowo | Foto: Kompas/Kristian Ertanto
Adab Melayat yang Sejuk
Warganet masih ramai membincangkan kesejukan saat pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di TMP Kalibata. Ibu Mega, Presiden ke-5 RI, turut menghadiri pemakaman. Beliau menyalami Pak SBY, Presiden ke-6 RI, yang selama ini kerap disangka bersilang pendapat dengannya.

Kecerdasan emosional juga diperlihatkan oleh Pak SBY. Beliau abaikan peristiwa masa lalu, sekalipun pernah diberhentikan selaku menteri, dengan menyambut kedatangan Ibu Mega. Sejuk menyaksikan keduanya bersalaman dan berbagi ketabahan.

Belum hilang pula dari ingatan warganet terhadap cibiran dan rundungan yang menimpa Kaesang Pangarep, putra bungsu Pak Jokowi, yang datang melayat dan ikut menyalati Ibu Ani di Masjid KBRI Singapura.

Sungguhpun tata krama melayat Kaesang cukup santun untuk ukuran anak muda seusianya, tetapi kesopanan terkikis habis di mata pencibir gara-gara salah kostum. Meski begitu, ia tunjukkan kecerdasan emosionalnya. Alih-alih berang, ia meminta maaf. 

Ulasan utuh tentang Kaesang dapat dibaca di: Balada Celana Jin Kaesang.

Tata Krama yang Sirna
Pak Prabowo, teman seangkatan Pak SBY semasa di Akabri, melayat ke Puri Cikeas. Besar harapan rakyat bakal menyaksikan pertunjukan kecerdasan emosional lagi. Itu lumrah, sebab Pak Prabowo seorang tokoh bangsa yang tengah "berjuang meraih kursi RI-1".

Sekalipun baru menempuh perjalanan panjang dari Eropa, Pak Prabowo langsung ke Puri Cikeas. Awalnya adem. Suhu politik yang sangat panas seusai pengumuman pemenang Pilpres 2019 serasa bakal mendingin. Lalu arah angin berubah. Suasana di Puri Cikeas mendadak kikuk dan canggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun