Maka dari itu, perlu disiapkan anggaran baru untuk pengadaan kain bagi patung-patung bugil. Mengapa? Karena patung telanjang bukan cuma patung Dewa Hermes. Patung Pancoran harus dipanjat lalu dipasangi kain. Patung Tani harus didandani supaya lebih santun. Begitu juga dengan patung-patung lain di seluruh penjuru Indonesia.
Harus ada pula anggaran pengadaan cat. Tidak boleh ada lukisan mesum di ruang-ruang publik. Termasuk di rumah pribadi. Itu bisa memantik kobar gairah. Itu berbahaya. Lukisan dan patung memang benda mati, tetapi otak sangek sanggup menghidupkannya.
Bukan hanya itu. Pemilik ternak kuda, kerbau, sapi, atau kambing harus mempersiapkan pakaian buat ternak-ternaknya. Benda mati saja dikasih kain, apalagi makhluk hidup. Singa dan macan tidak boleh telanjang. Begitu pula dengan pengelola kebun binatang.
Kita tidak boleh membiarkan patung (benda mati) dan hewan (makhluk hidup) mengancam keselamatan otak manusia. Upaya pemberian kain kepada patung Dewa Hermes harus dijadikan tonggak sejarah. Otak pembuat patung bugil juga harus direparasi. Begitu pula dengan otak para peternak.
Patut disayangkan mengapa ada pihak yang membuka kain penutup kemaluan sang patung. Seperti dilansir Tribunnews, entah siapa yang membuka kain tersebut pada Selasa (16/4/2019) kemarin. Mungkin si pemasang, mungkin roh Stolz.
Bingung, kan? [khrisna]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H