Ada banyak yang lebih layak, patut, dan pantas. Tentu saja saya berterima kasih kepada siapa pun yang mengusulkan nama saya. Itu karunia tiada terkira sepanjang karier kepenulisan saya di Kompasiana. Tetapi ada yang lebih rajin menulis, lebih getol berinteraksi, atau lebih cekatan berbagi. Biarlah mereka saja yang didaulat dan diberi anugerah.
Saya rasa (sengaja saya pakai kata rasa karena saya tidak berpikir atau mengira-ngira saat menganggit tulisan ini), empat alasan ketidaklayakan itu sudah cukup.
Lebih jauh lagi, saya tidak mahir berkampanye. Satu-satunya hal yang fasih saya lakukan hanyalah mengudar atau mengulas bahasa Indonesia. Saya tidak bisa mengampanyekan diri saya. Kalau saja bisa, niscaya sejak dulu saya menceburkan diri ke dunia politik.Â
Jadi kalau ada yang memilih saya (boleh dibaca mem-vote), itu pasti Kompasianer edan. Pengkritik kok dipilih. Penganjur sesuatu yang senyap kok didukung. Pencinta bahasa Indonesia kok diusung. Sudah gila kali! Meski begitu, saya tidak bisa memaksa. Pilih saya silakan, pilih nomine lain juga silakan.Â
Nah, kalau kalian memilih saya berarti kalian ikut gila. Sebab, hanya orang edan yang mendukung orang sinting.Â
Tiba di sini, saya merasa gagal mengampanyekan (bukan mengkampanyekan) diri sendiri supaya saya dipilih oleh teman-teman. Jika menurut pada jawaban teman-teman di Twitter tentang kampanye, saya rasa saya gagal jual diri. Tolong tiga kata yang dicetak tebal tadi dibaca dari kacamata positif. Jangan diseret ke nasib kata bau, jomlo, dan emosi.Â
Begitulah, teman-teman. Saya merasa gagal mengampanyekan diri sendiri. Kalian boleh tidak memilih saya, asalkan membaca tulisan saya. Oke? Sip. Â Tenang saja. Tidak apa-apa, kok. Â Yang penting saya sudah menyemarakkan (bukan mensemarakkan) Bulan Bahasa. Itu saja!Â
Apakah tulisan saya selama ini, yang tentang bahasa Indonesia, berguna bagi teman-teman? Tolonglah dijawab seadanya dan sejujurnya. Tidak perlu menyenang-nyenangkan hati saya.
Kalau kalian memang mau menyenangkan hati saya, cukup dengan cara mem-vote Khrisna Pabichara. Loh! []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H