Jelas terdengar nada cemburu berbunyi pada cuitan itu. Kaesang ingin mengabarkan kepada hatinya bahwa, sebelum Jan Ethes sedemikian imut buat diajak main, Pak Jokowi lebih sering bersama dirinya dibanding ponakannya. Dengan kata lain, ia merasa disingkirkan. Politik Cinta dalam keluarga Pak Presiden telah memakan korban.
Tidak berselang lama, cuitan Kaesang segera disambar netizen.Â
Ada yang mempertanyakan mengapa tukang goreng pisang sebegitu dekat dengan Pak Jokowi, ada yang memuji kedekatan Pak Jokowi dengan Paspampres (badan Kaesang kekar sehingga disangka centeng), ada pula yang menuduh Kaesang sok akrab dengan "orang nomor satu di Indonesia".
Namun, ada satu cuit yang sangat menggelikan.Â
Fatwa "mahabenar netizen dengan segala pendapatnya" sungguh-sungguh tersaji. Seorang netizen, @43sthetic, mengunggah hasil pencarian data keluarga Pak Presiden. Syahdan, anak Pak Presiden cuma dua. Hanya Gibran (ayah Jan Ethes) dan Kahiyang (ibu Sirah Midah). Cuitan itu moncer banget. Twitter pun gaduh.
Tentu tidak. Itu guyonan warganet saja. Ia memang anak bungsu pasangan Pak Jokowi dan Ibu Iriana. Itu fakta, bukan hoaks. Walau begitu, ledekan bertubi-tubi datang tiada henti. Kaesang, yang belajar menubuhkan tabah dan menabahkan tubuh, kontan jadi bulan-bulanan warganet.
Politik keluarga istana segera disantap netizen. Intrik paman dan ponakan akhirnya dikonsumsi khalayak.
Tunggu sebentar. Jangan bayangkan kalian akan bebas merdeka merisak anak Pak Presiden andai itu terjadi 40 tahun lalu. Itu perbandingan yang tidak setara. Dulu belum ada Twitter. Kalaupun ada, para perisak akan ngeri meledek anak Pak Harto. Puluhan tahun lalu, merundung anak Presiden berarti cari mati. Modar nanti.
Jan Ethes yang imut dan menggemaskan sebenarnya tidak tahu apa-apa. Kaesang juga tidak bersalah apa-apa. Netizen yang menuding Kaesang dengan macam-macam ejekan juga tidak salah. Intrik tersebut justru memicu kedekatan antara keluarga istana dengan khalayak. Dampaknya, seperti yang saya alami, perut dan ketek saya seperti digitik-gitik. Geli sekali.
Perut saya terasa kian dikocok rasa geli ketika Gibran turun gunung membela anaknya. Biasa, lazim kok orangtua membela anak. Si Sulung tidak berkata apa-apa. Ia hanya mengirim gambar buat adiknya. Satu gambar, yang ada Kaesang di dalamnya, ia sebut hoaks. Adapun gambar tanpa Kaesang ia sebut asli.