Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Istilah Asing yang Intim di Jemari Netizen

29 Juli 2018   17:44 Diperbarui: 30 Juli 2018   09:11 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter @BadanBahasa

Kata hoax diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi hoaks. Jika kalian menemukan isu atau fakta yang  diramu menjadi cerita bohong dan sengaja dipelintir sedemikian rupa atau dilebih-lebihkan untuk mengelabui, itulah hoaks.

Ada yang memproduksi hoaks karena iseng atau guyon belaka. Ada yang mengumbar hoaks demi mengolok-olok seseorang atau kelompok tertentu. Ada pula yang sarat muatan politis yang mengunakan hoaks untuk menghujat, menggugat, bahkan menjatuhkan.

Pada hoaks, semua menjadi berlebihan. Yang kecil dibesar-besarkan. Yang pendek dipanjang-panjangkan. Yang tidak ada diada-adakan. Persis nasib kabar burung: yang sejengkal jadi semeter. Celakanya, banyak netizen yang mudah termakan hoaks.

Netizen yang baik tentu tidak akan mudah percaya pada hoaks. Percaya saja sulit, apalagi ikut menyebarluaskan hoaks. Oh, tidak!

3. Viral

Dalam bahasa Inggris, kata viral merupakan singkatan dari virus virtual. Virus berarti penyakit, sedangkan virtual berarti tidak nyata. Setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia, viral berarti (1) berkenaan dengan virus, dan (2) menyebar luas dengan cepat seperti virus.

Foto, gambar, video, atau artikel yang gencar disebarkan oleh warganet dapat disebut viral. Kalaupun sesuatu yang viral berisi konten "miring", netizen tidak usah ikut-ikutan miring. Cukup dicamkan bahwa tidak semua hal yang viral berisi konten positif.

Sebagai warganet, kita harus arif dan bijak dalam menyukai, mengomentari, atau memviralkan sesuatu. Penulisannya tegak saja, tidak usah dicetak miring, karena viral sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia.

4. Twit alias Cuit

Kalian pasti mudah menebak asal kata twit ini. Ya, kata ini dipenggal dari twitter, salah satu media sosial yang cukup digandrungi netizen di negara kita. Artinya sama seperti kicau atau cuit. Sebut saja celoteh singkat untuk menyampaikan gagasan atau pendapat di Twitter.

Apabila kalian menggunakan kata 'twit' di dalam tulisan, biarkan semua hurufnya berdiri tegak. Namun, hati-hatilah apabila ingin ngetwit. Pada tulisan formal atau resmi, sebaiknya kita gunakan mentwit. Huruf 't' pada kata 'twit' tidak diluluhkan sebab kata 'twit' diawali konsonan ganda 'tw'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun