Dari sana bermula istilah Si Kakak bagi Spanyol dan Si Adik bagi Portugal. Pada laga tadi, Si Adik sukses mengimbangi Si Kakak.Â
Selama ini, dalam urusan sepak bola, prestasi Si Kakak lebih gemilang. Spanyol sudah pernah meraih gelar Piala Dunia. Portugal belum. Spanyol sudah pernah meraih dua Piala Eropa secara beruntun, Piala Eropa 2008 dan 2012. Portugal baru sekali memboyong Piala Eropa, yakni Piala Eropa 2016.
Perseteruan dua penggawa Real Madrid, Ronaldo dan Ramos, turut mempersengit pertarungan. Persis seperti kepentingan politik. Yang kemarin kawan tahu-tahu sekarang jadi lawan, yang hari ini musuh abadi tiba-tiba besok menjadi kawan sejati.Â
Tentu para penggila bola menyaksikan terjadinya tukar-menukar gol. Hanya saja, penonton dan pemain lupa pada nasib bola. Apakah bola mendengar saat wasit meniup panjang peluit tanda pertandingan selesai? Hanya Hasan dan sajaknya yang ingat pada nasib bola.
Ronaldo Buka PuasaÂ
Bergembira atau bersedihkah hati bola, ketika seorang pemain berhasil bikin gol?
~ Hasan Aspahani, Solilokui Sang Bola Kaki 1
Kita sudah paham kenapa laga tadi sedemikian penting. Sekarang, mari kita tilik sejenak kiprah Ronaldo selama membela La Seleccao.
Sebelum laga di Olimpiyskiy Stadion Fisht, Socchi, tadi digelar, Ronaldo sudah empat kali terlibat dalam laga Portugal melawan Spanyol. Menit bermainnya pun sudah lumayan. Menurut CaughtOffside, sudah 340 menit. Jika diperinci, Ronaldo dua kali bermain penuh, sekali menjadi pemain pengganti, dan sekali diganti.Â
Berapa gol yang sudah dicetak Ronaldo ke gawang Spanyol?Â