Nama-nama seperti Lucas Biglia (AC Milan), Ever Banega (Sevilla), dan Angel Di Maria (PSG) seyogianya sudah mafhum dan maklum pada gairah haus gol para penyerang. Seyogianya begitu. Hanya saja, jauh langit dari bumi. Mereka sesekali masih seperti minyak dan air. Belum harmonis. Belum senyawa-setubuh.
Kalaupun ada harapan, bisalah ditambatkan pada pemain-pemain muda yang bertenaga kuda dan berotak kancil. Lanzini (West Ham United), Lo Celso (PSG), dan Pavon (Boca Juniors). Sayang, ketiganya masih butuh kepercayaan pelatih. Sebagai contoh, nama terakhir sudah unjuk taji pada laga persahabatan melawan Haiti. Sesuatu yang gagal disuguhkan Di Maria, yang diganti Pavon, sebelum ditarik ke luar lapangan.
"Saya telah menemukan partner di lapangan. Cristian Pavon namanya."Â
~ Lionel Messi
Messi sudah mengalimatkan dan mengalamatkan harapannya.Â
Mestinya Jorge Sampaoli menangkap dan menangkup harapan itu. Pavon mengecoh dan melewati tiga pemain Haiti sebelum mengirim umpan manja bagi Si Kutu. Koneksi keduanya apik. Pavon bisa "mendekati" kemampuan Xavi atau Iniesta dalam memanjakan Messi. Memang cuma mendekati, tetapi cukuplah itu sebagai bekal menjanjikan.
Supaya perjalanan sakral Messi dan kolega ke Rusia tidak sia-sia, tidak ada salahnya pelatih membukakan pintu kesempatan bagi Pavon.Â
"Kami akan bikin Argentina bangga. Saya memiliki pemain terbaik sepanjang sejarah. Messi bakal mengangkat beban tim di pundaknya."Â
~ Jorge Sampaoli
Di sinilah luka bisa sobek dan robek kembali.Â