Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Hubungi: 081337701262.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Expat Roasters dan Diskusi Terhadap Kopi Desa Kita

24 September 2024   21:55 Diperbarui: 24 September 2024   21:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah kopi berwarna merah segar tampak indah sekali bergelantungan di dahan  dengan daun-daun berwarna hijau. Kopi patut mendapat tempat dalam diskusi. Sebab kopi masuk tradisi sebuah bangsa yang ramah tamah seperti bangsa Indonesia. 

Kondisi Kopi di Desa Kita

Pada umumnya hidangan Kopi Desa-Desa kita masih dibuat dan dihidangkan secara klasik. Di Desa, biji kopi dipetik dari pohon kopi di kebun, lalu dijemur, dibersihkan, digoreng, diayak lalu diseduh dengan air panas bersama gula lalu dihidangkan. 

Hal-hal ini terus dibuat dari generasi ke generasi di Desa. Tampak klasik dan monoton. Ini tanpa diskusi secara terbuka. Tentu orang Desa merasa puas dengan kondisi ini turun-temurun.

Warna cairan kopi asli di Desa kita adalah hitam pekat, padat, manis tapi tanpa aroma tambahan. Dengan kondisi ini, tentu para peminum kopi Desa cepat atau lambat merasa jenuh juga. 

Meskipun klasik, tetapi itu pilihan terbaik minum kopi Desa. Meskipun berkondisi tradisional tetapi bersih lingkungan. Pilihan minum kopi ala Desa masih menjadi pilihan pertama. Sebab jika minum kopi Toko, ada beban tambahan sampah plastik. Keuntungan minum kopi di Desa adalah, meskipun kopi Desa berwarna hitam pekat tetapi, kopi Desa ramah lingkungan dan bebas dari sampah plastik.

Pentingnya Ilmu Kopi

Expat Roasters mengajarkan kita bahwa minum kopi bukan sekedar minum. Terdapat nilai-nilai utama yang harus diperhatikan, yaitu: soal waktu, tempat, etika, seni dan sebagainya.

Sumber gambar: Expat Roasters.
Sumber gambar: Expat Roasters.

Di tangan Expat Roasters, nilai-nilai tradisional diperluas menjadi milik kebudayaan global. Nilai-nilai dari kebiasaan minum kopi diindustrialisasikan sehingga menjadi sumber rezeki.

Semua orang pada dasarnya adalah peminum kopi. Saking enaknya minum kopi, peminum ingin minum lagi, esok, lusa dan seterusnya. Pentin bahwa setiap peminum kopi harus mampu menciptakan sustainablenya sendiri, keberlanjutan minum kopinya sendiri. Karena sekali mencoba untuk minum kopi, esok, lusa pasti akan mencoba lagi.

Minum kopi harus memikirkan keberlanjutannya. Tuntutan terhadap ketersediaan bahan menuntut kemampuan menyediakan bahan kopi adalah keharusan. 

Ciptakanlah profitable future untuk segelas kopi anda secara sendiri atau secara bersama-sama.

Expat Roasters mengajarkan kita bahwa seorang peminum kopi harus punya pengetahuan dan keterampilan tentang kopi. Dia harus tahu sejarah kopi, varietas kopi terbaik, proses membuat kopi terbaik, teknik dan campuran-campuran terbaik untuk kopinya.

Kopi Expat Roasters adalah kopi untuk dijual yang merupakan kopi industri. Ia didesain agar laku dan disukai banyak konsumennya. 

Kopi Expat Roasters beraroma ringan, sedikit permen, kembang gula, manis dengan teksturnya cair dan tidak hitam pekat. 

Sumber gambar: Expat Roasters.
Sumber gambar: Expat Roasters.

Kesimpulan

Expat Roasters memiliki banyak produk kopi unggulan, salah satunya produk kopi Voyager. Kopi Voyager adalah produk unggulan Expat yang menyediakan kopi hasil fermentasi yang unik dengan sistem anaerosol kering ditambah dengan buah persik dan anggur ragu. Campuran ini membuat eksotik. Pada dasarnya keunikan kopi Expat Roaster adalah pada aroma, rasa dan karakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun