Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat. Roasters Giveaway 2024. Hubungi: 081337701262.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cinta Sang Janda Miskin

11 Agustus 2024   09:20 Diperbarui: 11 Agustus 2024   09:40 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ceritera tentang janda miskin dalam Injil Lukas 21:1-4 menjadi salah satu model cinta yang dibenarkan Yesus. Oleh karena Yesus membenarkan tindakan sang janda miskin ini maka perikop Injil Lukas 21:1-4 patut direfleksikan. Dua pelaku dalam perikop ini bertolak belakang dan berkontradiksi. 

Pelaku pertama adalah orang-orang kaya yang memasukkan derma ke kotak derma dari kelimpahan. Tidak dijelaskan dari mana atau dengan cara apa mereka mendapat uang derma yang banyak itu. Berbagai tafsiran bisa diberikan, misalnya dengan korupsi, pinjam, mencuri, menipu, dan sebagainya. 

Pelaku kedua ialah seorang janda miskin yang memasukan derma ke kotak derma sebanyak 2 peser. 

Yesus membenarkan tindakan sang janda miskin yang memberi seluruh nafkahnya untuk derma. Janda miskin memiliki kejujuran dan ketulusan hati. Ia orang tak berpendidikan tetapi punya kepekaan rohani yang tinggi. Ia memadukan rasa atau kepekaan rohani dengan tindakan nyata yaitu: memberi derma.

Cinta yang tulus biasanya memberi dari kekurangan. Andaikata sang janda membuat alibi untuk menahan uang di dompetnya agar bisa mendapatkan nafkah hidup, tentu hal itu bisa. Sebab orang miskin dalam pandangan umum adalah penunggu bantuan atau pengharap belas kasihan, bukan pemberi atau penderma.

Sang janda miskin lolos dari pandangan umum itu, ternyata orang miskin itu adalah penderma. Nilai yang dimiliki sang janda adalah cinta yang yang dia berikan tidak dari kesombongan atau egoisme tetapi dari kebeningan nurani. Sebagai ganjalannya, Sang janda itu dibenarkan katena ternyata punya cinta yang berasal dari kekayaan rohani yang besar. Sedang cinta yang diberikan orang-orang kaya dalam bentuk derma uang banyak ternyata  dangkal rohani. Nilai uang itu meskipun banyak tetapi tidak cukup iman.

Cinta yang memberi dari ketulusan nurani berasal dari olah rohani, dari kekayaan rohani yang besar. Itu adala model cinta sang janda miskin. Cinta sang janda itu berasal dari rasa belas kasihan dan tindakan. 

Cinta sang janda miskin dalam Injil Lukas 21:1-4 adalah cinta yang mandiri yang diperoleh dari rasa rohani dan tindakan nyata, juga dari ketulusan nurani.

Sang janda miskin mempertimbangkan perbuatannya dengan nurani tulus dari kedalaman penghayatan hidup iman.

Jika kita ingin memberi derma seperti sang janda maka kita harus menghilangkan rasa ingat diri atau egoisme kita. Ini adalah hal tersulit. Dalam dunia kini akar rasa dan tindakan manusia sudah diganti dengan robot AI. Rasa dan tindakan manusia juga berganti dengan budaya menghafal.

Tuhan Yesus mengetahui isi hati setiap orang yang memberi. Dan Ia ingin agar setiap manusia memberi cinta dari kekurangan tetapi punya kepenuhan rohani. Sebab di hadapan Tuhan, manusia adalah miskin, hina dan tak berdaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun