Sejarahwan Yunani kuno Thucidides adalah sumber informasi pertama tentang perang Athena-Sirakusa di Sisilia pada tahun 415-413 SM. Perang Athena vs Sirakusa kembali menarik perhatian dunia setelah tayangan drama radio 90 menit karya John Fletcher berjudul: "The Sicilian Expedition". John Fletcher menyamakan ekspedisi Sisilia  dengan  perang AS-Irak, yang disiarkan di Radio BBC 3 pada bulan Desember 2005. Drama radio didasarkan pada peristiwa nyata dari ekspedisi militer Athena ke Sirakusa di Sisilia pada zaman Yunani kuno.
Negara Sebagai Hasil Legitimasi Perang
Mengapa perang di zaman Yunani kuno selalu terjadi di mana-mana? Karena masyarakat Yunani kuno tidak punya batas wilayah yang jelas. Masing-masing kelompok masyarakat dilindungi oleh kasta prajurit. Citra diri, kehidupan dan kelas sosial para prajurit ditentukan oleh kemampuan perang mereka. Negara dan penguasa Yunani kuno mengidentifikasikan diri dengan keberhasilan militer dan selalu membaharui legitimasi perang. Saat itu, Sirakusa adalah salah satu negara terkuat  di Sisilia. Bagi Athena, perang ini bertujuan untuk mendapatkan bahan-bahan penting untuk perang Peloponnesia.
Kerajaan Sirakusa di Sisilia didirikan pada tahun 734 SM oleh Archias, pemukim Yunani kuno dari  Korintus dan Tenea. Sirakusa dibangun mirip Athena dengan sekitar 250 ribu penduduk pada tahun 415 SM, jumlah yang hampir sama dengan Athena. Athena melihat Sirakusa sebagai saingan. Sehingga pada tahun 415 SM, Athena memutuskan untuk menyerang Sirakusa. Sirakusa meminta bantuan Sparta (Jenderal Gylippus) dan Korinth yang saat itu juga menjadi musuh Athena.
Menurut Thucidides, penyerangan militer Athena ke Sirakusa diputuskan oleh ecclesia, majelis Athena. Penyerangan ke Sirakusa dipimpin oleh trio: Nicias (ahli strategi), Achibiades (pemimpin perang) dan Lamachus (Jenderal karier).Â
Athena Kalah
Athena menginvasi Sirakusa pada tahun 415 SM dengan harapan tinggi dan ambisi yang berani, meskipun tidak jelas. Dua tahun kemudian, sisa-sisa pasukan Athena yang compang-camping mundur sepenuhnya, mati-matian mencari kelonggaran dari musuh yang ingin ditaklukkannya. Berlumuran darah, ketakutan, kelaparan dan diganggu oleh serangan terus-menerus yang menipiskan barisan mereka dan menghancurkan moral mereka. Pasukan Athena yang kelelahan melarikan diri. Tidak ada lagi pikiran untuk menang, hanya melarikan diri.
Terganggu oleh kavaleri musuh, para prajurit Athena mencari perlindungan di bagian selatan pulau. Dengan kekuatan yang surut, sedikit perbekalan dan sedikit air, mereka bergegas ke sungai Assinarus untuk memuaskan dahaga mereka yang putus asa. Di sana mereka menemukan kematian daripada pembebasan. Banyak anggota pasukan Athena menghilang saat mereka mencapai sungai.
Pasukan yang tersisa dapat terjun ke air. Banyak yang berjuang untuk menjadi yang pertama menyeberang, sementara yang lain minum dengan rakus. Hanya sedikit yang tahu bahwa musuh sedang menunggu di tepi seberang. Akibatnya pasukan diserang dari depan dan belakang. Banyak pasukan tewas di ujung lembing atau terjerat dengan barang bawaan, tersandung dan tenggelam. Di tepian sungai, musuh membantai banyak lainnya dengan pedang, mengotori air sungai dengan darah kental meskipun orang-orang Athena yang putus asa terus minum.
Perang Athena vs Sirakusa adalah ekspedisi Hellenic paling agung yang pernah dilakukan Athena selama perang Peloponnesia. Di Sirakusa, banyak pasukan Athena tewas dalam lumpur berdarah. Para komandan militer Athena dieksekusi. Siapa pun yang lolos dari pembantaian akan dihukum kerja keras dan menderita di tambang batu Sisilia atau dijual sebagai budak. Bencana itu begitu menghancurkan sampai pihak Athena hampir tidak percaya bahwa hal itu telah terjadi.