Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Presidensi G20 Indonesia 2022 dan Peluang Investasi Hijau Berbasis Tradisional, Gotong Royong dan Berkelanjutan

20 Juli 2022   14:10 Diperbarui: 20 Juli 2022   14:11 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 (Sumber foto: Kemlu.go.id)

Presidensi G20 Indonesia 2022 berarti tahun 2022 ini, Indonesia memegang Presidensi Group of 20 (G20), sebuah forum kerja sama 20 negara pemegang ekonomi utama dunia. Jabatan ini diterima Indonesia pada KTT G20 di Roma, Italia pada 31 Oktober 2021.

Pada waktu itu, PM Italia Mario Draghi secara resmi menyerahkan jabatan Presidensi G20 2022 kepada Presiden Joko Widodo. Jabatan Presidensi G20 2022 adalah amanat yang dipercayakan oleh sesama negara anggota G20 kepada Indonesia.

Dalam Susana Pandemi Covid-18, perhelatan G20 2022 di Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger". Secara sistematis menyuarakan spirit kuat dari Indonesia untuk pulih bersama dan membangun masa depan ekonomi yang lebih kuat.

Menggapai Indonesia Maju Dengan Investasi Hijau

Jabatan Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan  kehormatan dan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rentang masa jabatan ketua G20 yang berlangsung 1 Desember 2021 sampai 20 Desember 2022 ini, banyak misi mulia  harus dituntaskan. Amanat Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan peluang emas untuk merancang beberapa program ekonomi vital untuk meraih masa depan ekonomi yang cerah.

Gedung Bank Indonesia (Sumber foto: Banksinarmas.com)
Gedung Bank Indonesia (Sumber foto: Banksinarmas.com)
Salah satu program ekonomi vital yang mampu menarik keuntungan ekonomis di masa depan adalah peluang ekonomi investasi hijau. Program strategis ekonomi investasi hijau  ini menggandeng Bank Indonesia, pengusaha atau  investor dan masyarakat. Bank Indonesia sebagai bank sentral harus mendorong pemberian kredit kepada para investor baik perorangan maupun kelompok. Dengan memanfaatkan kedudukan Indonesia sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanah pertanian luas yang dapat ditawarkan kepada negara-negara maju untuk investasi hijau.

Lahan-lahan pertanian yang tersedia dapat menarik para investor dari negara-negara maju untuk berinvestasi di bidang kayu dan komoditi jangka panjang. Kayu dan komoditi jangka panjang adalah investasi hijau yang sangat menjanjikan.

Dengan Mengefektifkan Koperasi

Pemerintah harus berani mengelola semua investasi hijau dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui kepemilikan modal bersama (koperasi)  agar investasi hijau tidak memunculkan kapitalisme. Oleh sebab itu sistem ekonomi koperasi harus berperanan. Sistem ekonomi koperasi memungkinkan pengelolaan dilakukan dari modal bersama milik masyarakat.

Indonesia, harus bisa memanfaatkan event raksasa ini untuk melakukan lobi dan negosiasi agar membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Semua rakyat berharap  untuk meraih prospek cerah ekonomi hijau sebab Negara-negara G20 menguasai 80% Produk Domestik Bruto dunia.

Definisi ekonomi hijau (green growth) merujuk pada Bappenas sebagai pertumbuhan ekonomi yang kuat, ramah lingkungan, dan inklusif secara sosial. Dengan merujuk pada Bappenas, investasi hijau di Indonesia harus berangkat dari kearifan-kearifan lokal pada masyarakat. Sehingga investasi hijau di Indonesia bernafaskan sistem tradisional. Pemahaman ini penting agar apa yang kita pikirkan tentang investasi hijau dalam hal Presidensi G20 Indonesia 2022 tidak abstrak.

Sesungguhnya investasi hijau adalah tindakan yang praktis dan berguna dalam jangka waktu lama dan tetap berkesinambungan. Investasi hijau harus menyangkut tindakan kita sehari-hari sebagai masyarakat terhadap lahan pertanian kita, baik yang sudah,  sedang,  maupun yang akan kita tanami. Persoalan investasi hijau mengangkut berapa banyak luas lahan yang kita miliki perorangan atau kelompok warga, dan apakah hasilnya nanti berkonstribusi langsung pada perekonomian ?

Dalam konteks ini, investasi hijau harus berasal dari kelompok kerja rakyat. Rakyat yang bersatu membentuk kekuatan nasional. Bagi seorang warga, investasi hijau adalah rasionalisasi lahan-lahan pertanian untuk tanaman-tanaman jangka panjang yang hasilnya berwujud kayu dan komoditi untuk pasaran global.

Jika dahulu kayu dan komoditi dihasilkan oleh hutan-hutan alamiah, sekarang masyarakat harus membuat hutan homogen sendiri dan masyarakat harus menanam dan membuat hutan sendiri,  merawat dan menjaganya.  Masyarakat harus membuat hutan buatan sendiri dengan menanam berbagai pohon yang dapat laku di pasaran global. 

Lima (5) Pohon untuk Investasi Hijau

Saya menawarkan 5 pohon untuk investasi hijau yang layak dipilih, yaitu: mahoni, jati, kelapa, kakao dan  karet. Lima (5) jenis pohon tersebut para sudah akrab dengan warga dan sudah secara nyata memberikan hasil berlimpah di pasaran global. Selain itu, 5 pohon tersebut mendukung penghijauan, wisata dan kelestarian lingkungan hidup.

Kayu Mahoni (Sumber foto: courtina.id)
Kayu Mahoni (Sumber foto: courtina.id)

1. Mahoni

Mahoni bersama jati adalah 2 jenis kayu mulia dan sudah menjadi pilihan utama di pasaran Eropa dan AS. Dari penanaman hingga panen (periode rotasi), pohon mahoni diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 12 tahun . Dengan diameter batang lebih dari 30 cm, pohon Mahoni sudah bisa dipanena. Batang Mahoni seperti itu berisi sekitar setengah meter kubik kayu yang dapat digunakan. Bibit mahoni yang ditanam pada awalnya berharga sekitar Rp 50.000 dan hasil panen setiap pohonnya mencapai Rp 800.000 sampai dengan Rp 1.200.000 untuk setiap log tegantung ukuran diameter, kadang-kadang kayu Mahoni dijual dalam bentuk papan atau balok dan laku keras di pasaran AS dan Eropa.

Hutan Jati rimbun terlihat di Nenuk, Belu-Prov. NTT (Sumber foto: Dokumen pribadi)
Hutan Jati rimbun terlihat di Nenuk, Belu-Prov. NTT (Sumber foto: Dokumen pribadi)

2. Jati

Pohon Jati adalah penghasil kayu pilihan pertama di dunia. Jangka waktu rotasi kayu Jati ditetapkan selama 15 tahun. Bibit Jati sedikit lebih mahal karena membutuhkan lebih banyak perawatan di tahun-tahun awal sampai dengan 3 tahun. Semua pohon sebaiknya dikelola oleh petani. Kayu Jati memiliki harga berbeda pada setiap tingkat tergantung pada ukurannya saja. Harga kayu Jati semua kelas sama, yaitu: Rp 2.300.00/batang. 

3. Kakao

Di Indonesia, banyak kebun Kakao adalah milik perorangan. Belum ada investor yang mengusahakan Kakao secara besar-besaran. Secara khusus Indonesia membutuhkan investor Kakao. Setiap 1 ha, petani bisa mendapatkan 1,5 kg Kakao kering. Indonesia harus bersaing dengan negara Pantai Gading sebagai produsen Kakao terbesar di dunia. Luas lahan Kakao di Indonesia diperkirakan 992.448 ha. Buah pertama Kakao terbentuk setelah kurang dari dua tahun.

4. Kelapa

Kelapa adalah tanaman asli daerah tropis, termasuk tumbuhan serba guna sehingga punya banyak manfaat. Buah Kelapa diolah jadi kopra untuk diekspor. Pohon Kelapa bisa dijadikan batang kayu untuk pembangunan rumah.

5. Karet

Ciri-ciri pohon Karet adalah tinggi batangnya bisa mencapai 25 m, tumbuh lurus dengan percabangan tinggi, cocok di wilayah tropis dan dipanen getahnya.

Penutup

Dari 5 jenis pohon di atas, 2 yang terpenting adalah kayu Mahoni dan kayu Jati. Tujuan dari investasi hijau tradisional adalah terutama untuk menghasilkan kayu Jati dan Mahoni. Investasi hijau membutuhkan waktu lama. Keuntungan investasi hijau meskipun lama tetapinya tampak pasti. Dengan menghasilkan kayu, terutama kayu keras, Indonesia bisa menyediakan sumber daya yang sangat dibutuhkan di pasar dunia. Investasi hijau adalah investasi yang relatif aman. Selain menghasilkan keuntungan ekonomis, setiap pohon menambah nilai bagi lingkungan. Untuk menjadi berhasil, investasi hijau harus berbasis tradisional, gotong royong dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun