Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Alumnus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang Tahun 2008. (1). Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat", (2). A Winner of Class Miting Content Competition for Teachers Period July-September 2022. (3). The 3rd Winner of Expat.Roasters Giveaway 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dengan Internet, Saya Berhasil Menerbitkan 2 Buku, Ini Penjelasannya

6 Juli 2022   20:13 Diperbarui: 6 Juli 2022   20:24 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku pertama saya (Sumber foto: Herya Media 2014).

     Saat 2 buku ini terbit, saya adalah seorang Kompasianer dan guru sehingga saya memiliki kewibawaan tertentu. Saya juga memiliki bekal pengalaman menulis sejak SMA hingga kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero (1996-2001). Pengalaman mengajar di 3 SMA di kota Atambua sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2016 juga cukup menentukan keberhasilan artikel-artikel yang saya tulis di Kompasiana untuk lolos masuk di dapur penerbitan buku.

     Dua buku adalah wujud nyata tanggung jawab moral dalam berkreasi. Kondisi ini dapat menghapus penilaian miring bahwa para Kompasianer cenderung terjun bebas menulis artikel-artikel. Saya berhasil mengubah kebebasan saya menjadi kualitas. Tetapi kebebasan harus disempurnakan dengan moralitas. Moralitas yang diperoleh dari kualitas menuntut pribadi seseorang dan dunia sosial tunduk pada norma-norma. Pada akhirnya semua kreativitas harus ditempatkan untuk melayani keadilan sosial dan kemanusiaan.  

     Pengalaman menulis buku membuktikan bahwa seorang Kompasianer seperti saya punya kemampuan berkembang untuk semakin manusiawi dan berbudaya. Dalektika tentang kemanusiaan berbudaya hanya dapat dibangun dari artefak budaya berharga yang dibuat manusia, seperti buku. Buku sebagai artefak budaya menggambarkan pencapaian etos kerja saya yang meningkat selama 11 tahun ini berkat internet. Etos kerja adalah indikator untuk menilai kualitas  kemanusiaan berbudaya yang berada di atas teknologi.

     Untuk menciptakan manusia berbudaya, etos kerja pada setiap individu dan masyarakat harus selaras dengan etos global. Dalam salah satu paper ilmiahnya, teolog George Kirchberger membahas tentang etos global menurut Hans Kueng yang terdiri dari 2 prinsip dan 5 nilai. Dua prinsip itu adalah Perikemanusiaan: Semua orang perlu diperlakukan secara manusiawi; dan Kaidah emas: Jangan melakukan kepada orang lain apa yang kamu tidak mau ia lakukan terhadap kamu sendiri. Sedangkan 5 nilai etos global adalah pantang kekerasan, solidaritas dalam keadilan, kejujuran, kesetaraan dan kemitraan antara pria dan wanita, tanggung jawab ekologis.

     Etos global adalah watak kerja universal yang berlaku umum oleh kesepakatan bersama. Dengan berprinsip pada etos global, kita dapat mencapai masa depan cerah dengan memanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

     Bagi setiap kebudayaan di Indonesia, kerja fisik adalah tindakan berbudaya, tetapi pada akhir setiap kegiatan kerja fisik harus dibuatkan evaluasi dan refleksi untuk menilai keunggulan dan kelemahan teori dan praktik serta untuk menemukan gagasan yang baik bagi kebaikan di masa depan.

     Dengan bekerja di Internet, saya telah menolong banyak siswa, mahasiswa, jurnalis dan akademisi mendapatkan bahan-bahan penting untuk kaya mereka. Sejumlah artikel di Kompasiana, modul dan buku saya telah digunakan sebagai bahan referensi untuk pelbagai penulisan paper, artikel hingga skripsi. Dengan cara ini, saya telah menolong para pengguna mendapatkan hidup yang lebih baik dan mencapai kemanusiaan berbudaya.

Kesimpulan

     Saya bersyukur kepada Tuhan YME bahwa dengan menggunakan internet, hari ini saya masih memiliki kualitas hidup karena saya telah menerima dan memberi banyak ilmu berharga kepada para siswa dan pembaca. Ilmu-ilmu berharga telah membuat saya mencapai kemanusiaan berbudaya. Saya juga bertanggung jawab untuk memajukan kemanusiaan, agar semua orang menjadi manusia berbudaya. 

     Saya telah mengubah kebebasan membaca dan menulis untuk menjadi kualitas berkat internet. Kebebasan harus disempurnakan dengan norma-norma, terutama moralitas. Norma moralitas menuntut bahwa pribadi seseorang dan dunia sosial tunduk pada hukum. Semua kreativitas harus ditempatkan untuk melayani keadilan sosial dan kemanusiaan berbudaya. Cita-cita ini tidak mudah dicapai, tetapi membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi, waktu, kesabaran dan kerja.

Daftar Referensi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun